Teman Ahmed

3 0 0
                                    

“Gimana, suka?” tanya Ahmed kepadaku yang sedang melahap ice cream vanilla.

“Suka, kamu kok tau aku suka ice cream vanilla?”

Ahmed mengangkat bahunya. “Aku hanya mengira-ngira,” jawabnya.

“Yuk kita ke ayya sophia!" ajak Ahmed.

“Ayya, ayya, Hagia kali," ujarku sok pintar.

“Iya kalau di Turki dikenal dengan nama ayya Sophia,” jelas Ahmed.

“Hihi." aku tertawa kecil karena telah bersikap sok pintar.

“Sudah yuk!” dengan nada memaksa.

“Iya tunggu dulu, aku aktifin kameraku dulu,” ujarku sambil mengaktifkan kameraku.

.
.

"Ahmed boleh aku nanya?" ujarku.

"Tentu," jawab Ahmed.

"Sebenarnya arti Hagia Sophia itu apa sih?" tanyaku.

"Oh iya, banyak yang bilang kenapa sih namanya harus Sophia, bukankah Sophia itu kayak nama perempuan. Jadi gini, dari Hagia Sophia itu ada artinya.  Hagia itu artinya dalam bahasa Romawi adalah suci kalau Sophia artinya kebijaksanaan. Jadi Hagia Sophia adalah Kebijaksanaan suci," jawabnya.

“Nah coba lihat, jadi Hagia Sophia ini dibangun sebanyak tiga kali,” jelas Ahmed sambil menunjuk pada bekas bangunan Hagia Sophia yang masih di lingkungan Hagia Sophia.

“Dahulu Hagia Sophia ini bukanlah bangunan semegah ini, dahulu hanyalah bangunan beratap kayu. Dan dahulu pernah dibakar pada tahun 404 M, kemudian dibangun lagi setelah pemerintahan Arkadius lalu lah dibangun kembali Hagia Sophia dengan ukurannyang megah tapi kesalahan lagi dan lagi karena bangunan dibuat dari kayu. Kemudian, pada tahun 537 M dibangunlah kembali bangunan ketiga Hagia Sophia dengan arsitektur bangunan terbaik dan jadilah seperti sekarang ini,” sambungnya lagi.

Aku masih dengan kamera yang menyala untuk merekam video melihat-lihat sekitar.  “Kalau domba-domba itu untuk apa?” tanyaku sambil menzoom gambar yang kutangkap.

“Oh itu, itu adalah simbol orang kristen. Kan dulu ini adalah gereja. Jadi itu ada simbol-simbolnya pengikut nabi Isa katanya,” jawabnya.

Aku mengangguk mengerti, lalu kembali mengambil video sekitar.

“Nah coba kamu lihat, banyak kan tulisan kaligrafi disetiap bangunan,” ucapnya sambil mengarahkan aku pada tulisan kaligrafi.

“Iniah simbol,” ujarnya.

“Simbol?” otakku berusaha mencerna.

“Iya simbol itu sangatlah penting,  jika kita paham dengan simbol maka kita paham dengan esensinya. Jadi simbol itu adalah hal terluar dari pemikiran. Simbolnya orang muslim apa?” tanya Ahmed.

Aku menggeleng sambil melongo. “Arab,” jawabku.

Ahmed menggeleng. “Simbol orang islam adalah pakaiannya, jadi jangan pernah menanggalkan pakaian. Ada yang bilang nggak papa nggak berjilbab asal bagus hatinya. Itu adalah pemikiran yang salah karena telah menghilangkan simbol kita ummat islam. Jadi jangan sampai kita  merusak simbol kita sebagai ummat islam. Jangan mudah terberdaya dengan kata-kata semacam itu. Jilbab itu wajib begi setiap kaum muslimah. Namun, jangan pula merusaknya, misalnya seorang muslimah berhijab tapi joget-joget tiktok dan hal yang menyalahi syariat,” jelasnya.

“Mengapa simbol islam sangat jelas di Turki?” sambungnya kembali.

Aku kembali menggeleng.

“Karna Turki bukan Arab yang mana do'a dan Al-Qur'an berbahasa Arab, bahkan Turki adalah pemerintahan pertama yang non Arab yang memerintah seluruh dunia, jadi mereka menonjolkan dengan simbol mereka.”

January for günaydın cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang