Siapa Sebenarnya Ahmed?

2 0 0
                                    

Ada tiga notif chat whatsapp sekaligus dari tiga orang yang berbeda yang saat ini menemaniku mengukir kisah hari demi hariku.

{Janu hari ini kamu mau kemana?} chat dari Ahmed.

{Janu hari ini kamu mau kemana biar aku yang nemenin} chat dari Sulhan yang mana chatnya sudah menumpuk dengan angka 6 chat belum dibaca.

{Share lock} chat dari Pretty yang menjadi tajuk aktifitasku untuk hari ini. Aku membuka chat itu lalu menekan sharelock dan nampak tertulis restoran koali, tanpa pikir panjang aku langsung berangkat ketempat tujuan dengan bantuan google maps.
                         ***
“Hai Pretty,” ucapku sembari cepika-cepiki dengan Pretty.

“Gimana, tidak tersesat kan?” tanya Pretty.

“Alhamdulillah enggak,” jawabku.

“Ayo duduk!” pinta Pretty.

“Wah Aku berasa kayak di Indonesia tau,” ujarku sembari menatap sekeliling yang mana design restoran ini Indonesia banget serta lagu yang diputar sejenis lagu-lagu nasional.

“Namanya juga resto Indo,” ujar Pretty.

“Kita sekarang ini lagi di Jogja,” ujar Pretty sembari menunjuk nama tempat yang tertempel pada meja, jadi kita bisa memilih mau di tempat mana kita duduk dan kali ini kami duduk di Yogya.

“Janu,” seketika mimik wajah Pretty berubah.

“Iya Pretty,” jawabku yang sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas.

“Aku boleh menanyakan sesuatu?” ucap Pretty pelan.

“Tentu,” jawabku dengan tatapan serius.

“Sulh...” Belum sempat Pretty melanjutkan, pelayan restoran menghampiri kami dengan sebuah buku menunya.

“Silakan Kak, mau pesan apa?” ujar sang pelayan wanita sembari menyodorkan buku menu.

“Kamu mau makan apa, Janu?” tanya Pretty.

“Aku terserah aja sih.”

“Ya udah kita samaan aja ya nasi koali di sini enak loh,” ujar Pretty.

Aku mengangguk.

“Ya udah Mbak, nasi koali dua porsi ya,” ucap Pretty sembari menyerahkan kembali buku menu.

“Baik Mbak, minumnya?”

“Kamu mau minum apa Sal?” tanya Pretty kembali.

“Aku air putih aja,” jawabku.

“Ya Mbak air putihnya dua. Makasih.” Pretty tersenyum manis.

“Misi Mbak,” ujar pelayan.

Setelah pelayan pergi, aku menantikan pertanyaan dari Pretty yang sempat terpotong tadi.

“Jadi mau nanyain apa Pretty?” tanyaku.

“Oh iya Ak...” Lagi lagi omongan Pretty terpotong namun kali ini karna ada panggilan masuk pada gawainya.

“Bentar ya Janu ada telepon dari Sulhan,” ujar Pretty.

January for günaydın cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang