Masjid Çamlıca

2 0 0
                                    

Hari ini aku ingin melihat sunset tapi tidak hanya berdua dengan Ahmed, kami ditemani dengan Sulhan dan Pretty. Rasanya sudah tidak sabar menikmati pemandangan sunset sambil berfoto-foto.

Selat Bosphorus adalah sebuah selat yang memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia, dan menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. Sungguh Turki adalah tempat yang sangat unik, kita bisa jalan-jalan ke dua benua sekaligus.

"Ahmed, kita naik kapal lagi kan?" tanyaku.

"Iya," jawab Ahmed sembari berjalan dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam kantong jaket.

"Hore," ujarku dengan semangat.

Langkahku terhenti sembari menatap sekeliling mencari keberadaan Pretty dengan Sulhan.

"Janu, kok berhenti, katanya mau liat sunset," ujar Ahmed.

"Tunggu, Pretty sama Sulhan juga mau kesini katanya liat sunset," jawabku yang masih menatap sekeliling.

"Nanti juga mereka pasti nyampe, kita duluan aja naik ke kapal!" pinta Ahmed. Aku mengangguk lalu bergegas mendekati Ahmed untuk naik ke kapal.
.

"Janu," panggil seorang yang membuat langahku dengan Ahmed terhenti, aku membalikkan badan dan nampak seseorang sedang melambaikan tangan kepadaku. Aku memperjelas penglihatanku, ternyata itu adalah Pretty dengan Sulhan.

Pretty mempercepat langkahnya lalu memelukku "Apa kabar?" tanyanya dengan logat orang Amerika.

"Alhamdulillah aku baik, kamu gimana?" tanyaku balik.

"Aku juga baik," jawab Pretty.

"Yuk, nanti kapalnya berangkat!" ujar Sulhan.

Kami berempat pun menaiki kapal untuk menyeberang ke Eropa sambil melihat indahnya sunset di selat Bosphorus.

Dari selat Bosphorus ini kita bisa melihat pemandangan yang sangat unik, di sebelah kiri terlihat bangunan dengan arsitektur Asia, sedang di sebelah kanannya terlihat bangunan dengan arsitektur Eropa, sungguh dua pemandangan yang berbeda.

Matahari mulai tenggelam, nampaklah sunset yang kami tunggu-tunggu. Sungguh indah bukan kepalang bisa menyaksikan sunset seindah ini ditemani burung-burung yang terbang tepat diatas kapal. Seolah burung-burung itu sedang menari menyaksikan sunset.

"Mari kita berfoto!" ajak Pretty.

"Ayok!" jawabku.

"Sulhan, tolong fotoin kita berdua ya!" pinta Pretty sembari menyerahkan gawainya pada Sulhan.

"Ahmed," ujarku tersenyum lebar.

Ahmed langsung mengerti apa maksudku memanggilnya, dia langsung menadah tangannya lalu aku menyerahkan kameraku.

"Emang cewek ya, di manapun dan kapanpun, wajib banget foto-foto," ujar Sulhan seolah hanya berdua dengan berbincang-bincang dengan Ahmed.

Ahmed hanya tersenyum menanggapinya sembari memotret.

"Wajib lah, percuma jalan-jalan kalo nggak foto-foto, benar tidak Janu?" balas Pretty.

"Bener," jawabku sembari mengacungkan jempolku.

Sulhan menggerakkan mulutnya seolah mengolok-olok kami. Melihat ekspresi Sulhan seperti demikian, Pretty merasa greget dan dia ingin memukul Sulhan tapi Sulhan gegas berlari karena dikejar oleh Pretty. Aku dan Ahmed hanya menggeleng melihat tingkah mereka berdua lalu kami berdua menatap sunset sembari berbincang ringan.

"Janu, aku kesana bentar ya," ujar Ahmed, tinggalah aku sendiri menikmati suasana sunset.

"Janu, coba lihat!" Tiba-tiba Sulhan datang sembari mengolok-olok burung-burung yang sedang terbang. Dia seolah ingin memberi makanan pada burung-burung itu padahal tangannya dalam keadaan kosong. Sulhan mengarahkan burung-burung itu kearahku yang mana burung itu sangat dekat dengan kepalaku.

January for günaydın cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang