"SAYA ingin berterima kasih ke semua orang terutama para ahli dan dokter di Pusat Medis Metropolitan karena tanpa kalian semua, kita tidak akan mungkin mendapatkan penghargaan ini."
Seorang perempuan berpenampilan cantik dan anggun menyampaikan pidato penghargaannya di depan ratusan karyawan yang melayani di Pusat Medis Metropolitan termasuk puluhan dokter spesialis dan dokter umum. Sepertinya kedua orang tuanya tersangat bangga ketika putri mereka yang berusia dua puluh lapan tahun itu sudah mampu menunjukkan kemampuan unggul di bidang administrasi.
Seorang pria yang berada di antara barisan para dokter yang mengenakan jas putih turut tersenyum bangga melihat teman sejak kecil itu sedang berpidato di hadapan sana. Senyuman yang menyimpan ribuan arti tentunya.
🍂🍂🍂
DI waktu bersamaan, di sebuah desa terpencil jauh dari kota, seorang dokter perempuan berjas putih turun dari mobil yang penuh lumpur dengan membawa tas peralatan medisnya.
"Dokter Winna, buruan. Lukanya kelihatan dalem banget nih."
Dokter perempuan yang dipanggil Dokter Winna itu angguk mengerti. Ia mendekati seorang remaja laki-laki yang tergeletak di tanah dengan darah di sekujur kakinya. "Nelly, buruan bantu aku meletakkannya di tempat yang datar."
Sang perawat yang mengenakan seragam serba putih seperti yang sering dikenakan oleh perawat kebiasaannya dengan papan nama Nellyna mengangguk sembari berdiri cepat ingin membantu sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, That One Word✔️
FanfictionWinnareyn Aurel, dia adalah seorang dokter yang merelakan segala kemewahan dan dibenci oleh papa sendiri demi melanjutkan perjuangan sang kakak untuk terus mengabdi pada masyarakat. Hidupnya terlalu jauh berbeda jika dibandingkan sama saudara kandun...