42

712 60 4
                                    

"DOKTER WINNA harus janji ke aku kalo dokter bakal terus berjuang karena masih ada yang tunggu dokter untuk kembali sembuh." Jujur kalau Nelly begitu berat ingin melepaskan Winna tetapi dia harus merelakan demi kebaikan Winna. Lima bulan di sisi Winna bukanlah waktu yang singkat.

Winna yang duduk bersandar di kursi roda hanya mengangguk lemah. Bibir pucat itu berusaha membentuk senyuman. Air matanya sudah menggenang mendengar suara sebak Nelly. "Terima kasih udah mau bertahan menjaga aku selama ini, Nell."

Nelly hanya mengangguk sebagai balasan. Bibirnya bergetar menahan air mata yang mungkin akan jatuh bila-bila masa sahaja. Dia, ibu, Yulli dan Riko kini sama-sama ada untuk mengucapkan selamat tinggal pada Winna. Aruna dan Gita juga tidak ingin ketinggalan. Dokter kesayangan mereka itu bakal kembali ke Jakarta hari ini untuk dioperasi.

Nathan masih ada tidak meninggalkan Winna walau sesaat sejak kemarin. Meskipun Winna tampak masih memperlakukannya seperti Nathan tidak ada di sampingnya, Nathan tetap setia di sisi wanita yang akan dia usahakan untuk mendapatkan kembali kepercayaan itu.

"Dokter Winna pasti bisa melewati semua ini." Benita memeluk Winna dengan sangat berhati-hati seolah tubuh itu akan pecah begitu disentuh. Dia hanya tidak ingin menyakiti tubuh yang kurus dan terlihat semakin mengecil meskipun keinginan hatinya untuk memeluk erat Winna begitu kuat.

Setelah itu Yulli turut memeluk Winna sebaik sahaja ibunya melepaskan pelukan. Yulli menangis karena tak pernah menyangka detik ini akan ada.  Riko menepuk bahu Yulli memberi dukungan. Riko tahu pasti Yulli sedih karena setelah ini mereka tidak akan melakukan kegiatan yang menjadi rutinitas mereka setelah pulang sekolah setiap hari iaitu berangkat ke Rumah Sakit Cahaya dan menemani Winna sehingga sore.

Setelah dibujuk oleh semua orang, Winna akhirnya setuju untuk kembali ke Jakarta dan menjalani operasi. Namun, dia mengajukan permintaan kepada Yohan dari Rumah Sakit Cahaya untuk berpartisipasi dalam operasinya bersama dengan Jevan dan Jelita yang sebenarnya secara sukarela menawarkan diri sejak awal ingin bertanggung jawab dalam operasi Winna.

Meskipun perasaan kecewa dan pasrah dengan jalan kehidupannya masih ada, Winna kalah dengan bujukan Nathan dan anggota keluarganya. Nathan bahkan merawatnya sepanjang malam di ruang inap. Dari makan dan minum, persiapan diri sehingga dia mengalami muntahan berkali-kali. Semuanya diuruskan oleh Nathan tanpa kata keluhan keluar daripada bibir pria itu. Bahkan semasa Winna tiba-tiba mual semasa disuap makan, Nathan menggunakan keduanya tangan menampung isi perut yang keluar kerana tidak berkesempatan mencapai wadah yang disediakan tanpa riak jijik.

Buat Nathan sendiri, dia bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk merawat Winna meskipun hanya untuk satu malam. Dan Nathan berjanji pada diri sendiri kalau setelah ini, dia tidak akan membiarkan sedikit pun kata derita menyentuh hidup Winna. Penderitaan yang dialami Winna yang dilihat dengan mata kepala sendiri membuatkan dia menangis tanpa suara saat Winna terlena. Istrinya jelas tidak tidur nyenyak. Atas dasar itu, Nathan benar-benar tidak bergerak ke mana-mana sama sekali. Bagaimana bisa Winna melalui semua ini tanpa siapapun selama lima bulan? Dia tahu ada keluarga Nelly yang masih peduli tapi Nathan tahu jauh di sudut hati, pasti Winna lebih membutuhkan ahli keluarga sendiri.

Cerita yang Nelly sampaikan juga membuat hatinya hancur. Winna hampir menjadi gila saat mengetahui bayi mereka tidak selamat. Nathan memejamkan mata sejenak mengusir rasa sayu saat terkenangkan bayi yang tidak sempat dia ketahui kehadirannya. Dedek bayi yang tenang di sana sama Paman Dimaz, ya sayang. Papa minta maaf karena telat menyadari kehadiran kamu, sayang. Maaf, papa gak kesempatan temui kamu sekarang. Papa mau ada di samping mama. Setelah semuanya selesai, papa janji bakal sering melawat dedek bayi ya. Suara hatinya seperti berbicara dengan anak yang sudah tiada.

Nelly juga sempat memberitahu kalau makam anak mereka berhampiran dengan tempat memorial Dimaz. Nathan tidak berkesempatan mengunjungi karena tidak ingin meninggalkan Winna tapi semua anggota keluarga mereka sudah dibawa oleh Benita untuk mengunjungi makam si kecil itu. Nathan juga sudah berjanji kalau dia bakal mengunjungi sang anak ketika Winna sudah selamat nanti. Dia bakal memohon kemaafan kepada anaknya disaksikan Winna sendiri.

Love, That One Word✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang