21

444 43 27
                                    

"DOKTER MICHELLA?"

"Iya, aku Dokter Michella? Kamu siapa?"

Pria berpakaian kasual itu mendekati Michella yang baru saja keluar dari pintu utama Pusat Medis Metropolitan. Dia memiliki pekerjaan yang harus dilakukan sebaik sahaja melihat orang yang ditunggu kelihatan. "Bisa kamu ikut dengan saya?" Dia mengarahkan pandangannya ke mobil mewah yang berjarak tidak jauh di belakang.

"Emang kenapa?" Michella sudah mengerutkan kening ragu. Siapa coba tidak ragu saat tiba-tiba dihampiri orang yang tidak dia kenal sama sekali?

"Ada seseorang yang mau menemui Dokter Michella." Pria itu masih menunjuk ke arah mobil mewah di tempat parkir.

Karena rasa panasaran, Michelle langsung menurut.

Sesampai di sana, pria itu membukakan pintu mobil untuk Michella.

Michelle memiringkan kepalanya. Matanya sedikit melebar saat melihat seorang wanita yang sangat anggun berada di dalam mobil dan sepertinya sudah lama menunggu. "Bu Idara." Michella setengah berbisik karena dia cukup kenal akan wanita cantik yang berparas dingin itu.

Idara membuang kacamata hitam yang dikenakannya dan memberikan senyuman penuh arti menghilangkan langsung raut dingin yang selama ini terpasang di wajahnya. "Selamat siang, Dokter Michella."

"Selamat siang, Bu Idara." Michella membalas sebelum menoleh ke arah pria di belakangnya seolah memastikan kalau memang benar wanita ini adalah Idara yang dia kenali.

Pria itu mengangguk meyakinkan Michella membuat dokter itu berani masuk ke dalam mobil. Hatinya mulai tertanya-tanya. Kenapa istri Tamin ini ingin bertemu dengannya?

🍂🍂🍂

"JANGAN sakiti Winna."

Kirana mondar-mandir di kantor setelah kembali dari bangsal yang menempatkan Jelita. Niat ingin menjenguk Jelita batal setelah dia tidak sengaja mendengar permintaan Jelita. Dia yakin hanya Nathan yang ada di ruangan itu tapi apa maksud Jelita dengan meminta semua itu ke Nathan? Apa yang sudah terjadi sehingga Jelita membuat permintaan seperti itu? Terlalu banyak yang ada di pikiran membuatkan Kirana pindah ke meja kerjanya dan menekan tombol interkom. Dia menunggu panggilannya dijawab.

"Ya, Nona Kiran?"

"Lili, bisa gak kamu ke ruangan aku sebentar? Ada yang ingin aku tanyakan." Kirana menarik kursi dan menunggu Lili, sekretarisnya masuk. Beberapa detik kemudian ada ketukan di pintu. "Masuk aja, Lili.

Lili menutup pintu perlahan dan agak bingung ketika wajah Kirana terlihat serius. "Ada apa, Nona Kiran?"

Kirana menatap Lili. "Sementara aku gak ada selama lima bulan kemarin-kemarin, apa terjadi sesuatu?" Dia melihat wajah Lili berkerut saat ditanya seperti itu.

"Maksud Nona Kiran gimana ya. Terjadi sesuatu gimana?"

Kirana menggigit ujung kukunya sebelum kembali menatap Lili.

"Oh, ini pasti soal Dokter Winna, iya enggak?"

Kirana terus mengangguk ketika melihat kerutan di dahi Lili menghilang.

"Jadi ceritanya Dokter Winna pernah menyelamatkan nyawa pewaris Sky Group. Saat itu, Pak Nathan menyuruh Dokter Winna untuk membuat pilihan apa Dokter Winna akan menyerahkan pasien ke rumah sakit lain atau menyelamatkannya sendiri."

Kirana terdiam mendengar jawaban Lili. "Nathan yang memberi pilihan ke Winna?"

Lili mengangguk. Toh juga memang itu yang sebenarnya terjadi.

Love, That One Word✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang