7

475 52 0
                                    

PASIEN ini udah dirawat sebelumnya?" Winna bertanya kepada salah satu dokter pria yang bertugas di Rumah Sakit Cahaya.

"Iya." Dokter pria itu menatap Winna dengan tatapan yang tertanya-tanya.

"Jadi sebelumnya, anak laki-laki ini alami muntahan dan mulutnya udah berbusa?" Winna bertanya lagi sambil melihat anak laki-laki yang dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobilnya karena tidak mungkin dia menunggu sehingga ketibaan ambulans

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi sebelumnya, anak laki-laki ini alami muntahan dan mulutnya udah berbusa?" Winna bertanya lagi sambil melihat anak laki-laki yang dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobilnya karena tidak mungkin dia menunggu sehingga ketibaan ambulans.

"Iya, saya kira dia kurang gizi. Jadi, kemarin saya memberikannya infus. Lagipula, napasnya terlihat normal." Berubah reaksi wajah dokter pria bernama Cairo ini saat melihat Winna mendekati ranjang anak laki-laki itu. Kenapa perawat hanya membenarkan gadis ini melakukan sesuka hati? Memangnya dia siapa?

Secara kebetulan, seorang dokter pria paruh baya mendekati mereka dengan tersenyum.

Cairo mengangguk pada atasanya itu tanda menyapa dengan hormat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cairo mengangguk pada atasanya itu tanda menyapa dengan hormat.

"Awalnya saya kira anak ini mungkin menderita radang paru-paru. Dan gejala yang dia alami cukup gampang buat kita untuk menyimpulkan kalo dia lagi kekurangan gizi." Winna membuka kancing kemeja lusuh yang dikenakan anak itu. Dia menekan area jantung dan memperhatikan kalau anak itu berkerut menahan kesakitan dalam tidurnya. "Dia merasakan sakit antara jantung dan perutnya."

"Lalu, apa di..." Yohan yang baru saja tiba ingin berbicara tetapi terus terdiam karena Winna terlebih dahulu menjawab sebelum menatapnya.

"Lead poisoining."

"Kok bisa? Gejala keracunan itu kan gak bakal muncul secepat ini." Cairo menatap Winna ragu. Sebenarnya dia tidak tahu siapa gadis ini. Firasatnya mengatakan kalau gadis yang tinggi hanya sebatas dagunya ini bukan dokter di rumah sakit ini. Dia sendiri tidak pernah melihat gadis ini sejak dia mula bertugas di sini.

Yohan mengerutkan alis sebelum menatap Cairo. "Kalo sebelumnya gimana?"

"Sebelumnya dia datang dengan neneknya. Neneknya bilang kalo setiap hari dia kembali ke rumah dengan tangan kotor. Anak ini juga sering banget menjilat tangannya. Kata neneknya itu udah jadi kebiasaan." Cairo menjelaskan.

Love, That One Word✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang