29

446 48 26
                                    

p/s: Banyak latar kejadian yang terinspirasi dari scene dari kdrama DOTS mulai chapter ini. Jangan ada yang salty ya soalnya aku gak dapat untung apa pun. Cuma buat hiburan para readers doang. Jadi, santai aja ya.😉

🍂🍂🍂

JELITA baru saja berjalan pulang dari rumah pasien bersama Wanda dan beberapa perawat lainnya saat merasakan gegaran. Mereka saling berpandangan sejenak sebelum mula merasa ada yang aneh ketika merasakan gegaran kedua kalinya membuatkan langkah mereka kini sama terhenti.

Peralatan di tangan Wanda terlepas dan terselerak ke bawah. "Dokter Jelita, ada apa ini?" dia bertanya dengan cemas dan berteriak ketakutan ketika sebuah pohon di depan mereka tumbang tiba-tiba.

🍂🍂🍂

"SEMUANYA keluar! Kosongkan gedung!!!" Haikal berteriak melalui megaphone speaker memerintahkan semua siswa untuk keluar dari gedung sekolah.

Yulli, Riko dan Seno jadi khawatir. Para siswa di kelas mereka mulai berteriak apabila sebahagian tembok kelas tiba-tiba pecah menyebabkan mereka semua jatuh ke lantai karena tidak sempat mengelak.

🍂🍂🍂

"GEMPA! Gempa! Gempa bumi!!!" seorang warga berteriak ketakutan saat dia berlari keluar dari rumahnya setelah merasakan tidak selamat.

Penduduk desa lainnya juga sama berlari menyelamatkan diri, belum lagi bagian bukit di daerah tempat tinggal mereka mulai runtuh satu demi satu.

🍂🍂🍂

NELLY baru sahaja menggantung pack IV pasien yang baru saja dipindahkan ke tempatnya. Dia memeriksa detak jantung pasien dan menulis pada laporan pasien. Di ranjang sebelah ada Cairo yang lagi mencuci luka pasien akibat terkena kaca.

Saat memeriksa pasien, sebuah gelas berisi air tiba-tiba bergerak tidak jauh dari meja, tempat Nelly berdiri membuatkan Nelly mengerutkan alis sebelum menoleh ke arah Cairo yang turut menyadari fenomena aneh itu.

🍂🍂🍂

"ANAK-ANAK, kalian gak papa?" Haikal berlari masuk ke kelas jagaannya.

Riko yang terjatuh ke lantai mencoba untuk bangun. Dia baru setengah berdiri ketika meja dan kursi bergerak membuatkan barang-barang di atas meja jatuh berterabu ke lantai. Mata

Haikal melebar. Dia dan Riko saling berpandangan. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

Yulli, Sena, Aruna, Gita dan teman sekelas lain mereka juga pucat. Mana ada di antara mereka yang sudah terluka di wajah dan badan masing-masing.

🍂🍂🍂

JELITA, Wanda dan perawat yang bersama mereka tiba di kediaman Winna yang menjadi tempat perlindungan mereka selama di desa. Dia berlari ke dalam rumah. "Win! Winna!!!" teriak Jelita memanggil-manggil nama wanita muda itu. Dia mendorong pintu rumah dan saat hendak melangkah masuk, gegaran yang tadinya hilang kini terasa kembali. Langkahnya terhenti. Bingkai foto yang tergantung kini jatuh berantakan dan pecahan ada di mana-mana. Ornamen-ornamen di dalam rumah juga berjatuhan satu demi satu. Jelita menjerit dan badannya terdorong ke belakang karena tidak mampu mengimbanginya sewaktu gegaran terjadi.

"Jangan masuk! Keluar!" suara Jevan terdengar berteriak dari dalam kamar Winna apabila dia mendengar teriakan demi teriakan dari luar.

Gladis yang sebenarnya berada di luar rumah berlari mencari Wanda yang ada di depan pintu. Dinda, Hira dan Yessa tiba bersama Jian setelah berlari. Hal-hal terjadi terlalu cepat. Bahkan segala objek yang berada di keliling mereka tidak berhenti saling berjatuham.

Love, That One Word✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang