"WINNA, apa kamu mau kakak lakukan sesuatu?"
"Gak usah lebay deh, Kak Jevan. Aku gak papa. Lagipula, aku senang bisa pergi ke desa tempat aku tinggal dulu." Winna membetulkan tas ransel yang dipakainya.
"Tapi tetap aja Winna gak tau soal kelompok misi ini, iya kan?" Jevan mencoba menebak isi hati Winna.
Winna mengangkat wajahnya. "Kak Jevan, terkadang dengan cara ini aku bisa melupakan apa yang terjadi." Dia tersenyum segaris. "Kak Jevan gak usah khawatir. Aku baik-baik aja kok."
"Winna, kakak tau kalo kakak gak seharusnya ikut campur dalam masalah ini tapi tolong sesekali jadilah egois buat lindungi apa aja yang sewajarnya milik kamu, dek." Jevan sumpah merasa simpati pada Winna. Akhir-akhir ini, Winna sudah sering mengalah dengan keadaan membuatkan Jevan sudah tidak sanggup untuk membiarkan semuanya berlalu begitu saja. Tapi percuma kalau dia sendiri yang bersikeras sedangkan Winna sudah terlebih dahulu memilih untuk mengalah. Kalau Nathan dan Kirana, Jevan sudah jengah membicarakannya karena pasangan kekasih itu benar-benar membuat Jevan muak dengan sikap mereka.
Winna terkikik bersamaan dengan indra penglihatannya melihat notifikasi di ponsel. Sekadar alasan supaya tidak berterusan merasa tidak nyaman ditatap dengan tatapan milik Jevan yang bisa membuat Winna merasa seperti dikasihani dengan nasib hidupnya yang tidak mulus. "Gak ada yang bisa aku lakukan lagi meski aku bersikap egois."
"Sampai kapan Winna mau kayak gini? Sampai kapan Winna yang harus berkorban?" Jevan mengajukan pertanyaan dengan suara yang sudah tegang.
"Sampai semua orang puas." Winna tersenyum yang pastinya bisa ditebak oleh gampang oleh orang-orang kalau senyuman yang diukir itu penuh dengan keterpaksaan.
Pada saat yang sama, beberapa orang dokter, magang dan perawat yang terlibat dengan misi bantuan relawan yang akan segera berangkat sudah semakin ramai tiba. Winna hanya memperhatikan mereka yang sudah masuk ke dalam kapal. Wajah semua orang terlihat sangat bersemangat. Bahkan telinganya sempat menangkap perbicaraan sang magang. Magang yang beberapa hari lalu mengatakan kalau Nathan dan Kirana cocok antara satu sama lain.
"Aku benaran gak sabar untuk memulakan misi relawan pertama kita." Dinda berucap penuh semangat.
"Aku juga gak sabar sekaligus senang lagi-lagi karena bisa bekerja bareng Dokter Winna." Magang berkacamata, Hira sekaligus magang yang memberikan fakta kalau Winna adalah istri Nathan dan adik Kirana kepada kedua teman terlihat mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, That One Word✔️
FanfictionWinnareyn Aurel, dia adalah seorang dokter yang merelakan segala kemewahan dan dibenci oleh papa sendiri demi melanjutkan perjuangan sang kakak untuk terus mengabdi pada masyarakat. Hidupnya terlalu jauh berbeda jika dibandingkan sama saudara kandun...