"AKU gak pernah mencintai Nathan!"
Nathan menatap Winna tidak percaya. "Apa yang kamu bicarakan ini, Winnareyn?"
"Cukup!" Kirana berteriak keras. "Kakak pikir selama ini Winna peduli perasaan kakak sebagaimana kakak peduli ke kamu. Tapi lihat aja sekarang!" Kirana tidak menyangka. Dia merasa benar-benar dikhianati.
"Kak Kiran, kakak udah salah paham. Sejujurnya, pernikahan kita..." Winna baru saja ingin mendekati Kirana tetapi langsung terhenti ketika dia melihat Kirana tersentak kaget.
"Menikah? Kalian berdua udah menikah?" Kirana menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Ini benar-benar gak lagi bercanda kan?" Air mata Kirana mengalir di pipinya. Apa semua ini? Kenapa tidak ada yang pernah beritahunya kalau Nathan dan Winna sudah menikah?
Nathan mati kata sejenak. "Kir, pernikahan ini hanya untuk menyelamatkan kamu. Kamu tau kan gimana paman dan bibi kamu itu mau menjatuhkan kalian semua? Winna menggantikan kamu karena kita harus mengabuli pikiran paman dan bibi kalian waktu itu. Kir, cinta aku ke kamu gak pernah berubah."
Sepasang mata sayu Winna lantas singgah ke wajah Nathan yang bersungguh-sungguh menjelaskan kepada Karina tentang hubungan mereka sesungguhnya.
"Tapi bisa aja kalian nolak kan?" Kirana menatap mata redup milik pria yang cukup disayangi itu. Selama ini Nathan hanya mengungkapkan rasa cinta kepadanya. Tidak mungkin kalau perasaan cinta mereka terlalu mudah dikhianati sebegini. "Winna, kenapa sih dalam banyak cowok, harus Nathan juga yang kamu pilih?" Dia sangat kecewa dengan sikap Winna. Tanpa menunggu jawaban Winna, Kirana berlalu pergi dengan berlinang air mata.
"Kiran..." Nathan ingin mengejar Kirana namun dia sempat berhenti dan kembali menoleh ke belakang. "Aku gak bakal menceraikan kamu. Sampai kapan pun bahkan kalo kamu gak pernah mencintai aku atau perasaan aku ke kamu bakal hilang suatu saat nanti! Itu adalah hukuman untuk istri yang gak kayak kamu, Winnareyn Aurel!" begitu dia mengucapkan kata-kata tajam itu, Nathan pergi mengejar kekasihnya, meninggalkan sang istri yang terpaku.
Air mata yang tertahan akhirnya mengalir ke pipi. Winna jatuh terduduk di sisi sofa. Ya Tuhan, apa lagi yang harus dia hadapi?
🍂🍂🍂
"APA yang udah terjadi, Winna?" Jevan memasuki ruang istirahat lalu meluru ke arah Winna. Barusan, dia hampir tertabrak Kirana yang sepertinya sedang terburu-buru. Kirana tampak seperti sedang menangis tetapi Jevan tidak punya waktu untuk bertanya. Lalu setelahnya Nathan menyusul. Tiada niat ingin ikut campur tapi disebabkan kepalanya terus-terusan memikirkan Winna, Jevan terus berlari ke ruangan ini padahal dia sudah seharusnya pulang ke rumah.
Winna yang masih menangis dalam terduduk menoleh ke Jevan. "Kak, apa aku gak pantas untuk bahagia?"
Jevan tersentak mendengar pertanyaan itu. Tubuh mungil yang masih tergeletak di lantai itu didekati. Puncak kepala Winna dibelai dengan lembut seolah mengatakan kepada Winna kalau dia ada untuk wanita itu bersandar.
"Kenapa aku harus melalui semua ini, Kak Jevan? Kenapa semua orang gak pernah peduli sama apa yang aku lakukan selama ini, kak?"
"Winna..." Winna yang sedang menangis dipandang sayu. Dia yakin Kirana sudah mengetahui tentang pernikahan Nathan dan Winna yang selama ini berusaha disembunyikan mereka. "Kakak akan membantu menjelaskan apa yang udah terjadi ke Kiran. Kakak yakin Kiran cuma shock."
Winna senyum hambar dengan gelengan lembut. "Gak usah Kak Jevan." Dia tidak ingin memperburuk situasi. Dia tidak ingin Jevan mendapat masalah karena dia. Sudah cukup selama ini Jevan terlibat banyak dalam masalah keluarganya.
Keheningan menguasai ruangan itu sejenak.
Jevan menatap sepasang mata indah Winna yang sudah lama meredup itu. "Apa kamu hanya akan membiarkan semua ini tanpa mau melakukan apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, That One Word✔️
FanfictionWinnareyn Aurel, dia adalah seorang dokter yang merelakan segala kemewahan dan dibenci oleh papa sendiri demi melanjutkan perjuangan sang kakak untuk terus mengabdi pada masyarakat. Hidupnya terlalu jauh berbeda jika dibandingkan sama saudara kandun...