"GIMANA dengan klinik di sana?" senyum diberikan kepada adik bungsunya segera setelah pelukan mereka berdua terlepas.
"Gak gimana-gimana. Pokoknya semua baik-baik aja." Winna yang masih memegang jemari Kirana menjawab pelan.
Nathan hanya memerhatikan interaksi kedua kakak adik yang terlihat bahagia itu terutama tunangannya. Dia kemudian membuang kacamata yang dipakai dan menggantungkan di saku kemeja yang dia kenakan. "Aku masih di sini Kiran kalo-kalo kamu lupa."
Mata yang tadi menatap Kirana beralih ke wajah pria yang berdiri di belakang kakaknya itu. Wajahnya berubah berkerut kesal. "Siapa sih dia ke kakak? Kok berisak amat ngalahin cewek."
"Aduh, sayang." Kirana melirik Nathan sejenak sebelum menatap Winna kembali. "Makanya jangan lama-lama deh tinggal di desa itu, dek. Lihat aja sekarang, Winna kayak gak terurus banget. Tapi masa kok kamu gak kenal pria ini? Inikan Nathan. Nathaniel Justine. Sekarang kan udah jadi tunangan kakak." Kirana menggelengkan kepalanya dengan senyum yang masih belum hilang.
Hah? Apa Winna salah dengar? "Tunangan kakak?"
"Hai, Winnareyn Aurel." Nathan melambaikan tangannya ke arah Winna. "Meskipun Kiran udah mengenalkan aku ke kamu, gak papa kali kalo aku mau ngomong lagi. Kenalin nama aku Nathaniel Justine." Nathan menatap Winna dengan pandangan yang sulit untuk dimengerti. "Kita udah lama banget loh gak ketemu. Kayaknya udah lima tahun, iya gak?" dia bertanya sambil berusaha mengingat. "Aku gak percaya ngelihat kamu udah jauh berubah. Sudah gak kayak dulu lagi cumanya badan kamu aja masih sama kek bocil gitu." Dia mengangkat alisnya.
Pria ini benar-benar banyak bicara. Menjengkelkan sekali. Tidak mau membuat ulah, Winna hanya menganggap dia tidak mendengar apa pun yang keluar daripada mulut Nathan. Sok mesra banget padahal pandangannya benar-benar seperti mahu mengajak baku hantam. Apa benar pria ini tunangan kakaknya? Untuk sesaat, Winna merasakan ada yang tidak beres setelah perkataan tunangan itu berputar di kepala. "Kok Winna gak tau ya kalo kakak udah tunangan?"
🍂🍂🍂
JEVAN berlari keluar dari ruangannya setelah menerima pesan dari Kirana yang mengatakan tentang keberadaan Winna. Wajahnya terlihat sangat bahagia, hatinya sangat senang bakal bertemu dengan Winna. Cuma tetap saja, dia membalas sapaan dokter dan perawat yang menyapa ketika mereka saling melewati.
Gladis Askara, seorang perawat cantik turut menyapa apabila melihat karyawan atasan itu buru-buru. "Mau ke mana Dokter Jevan?"
"Mau temui gadis favoritku."
🍂🍂🍂
"AYUHLAH dek, tinggallah di sini lebih lama. Kakak masih kangen banget sama kamu tau gak?"
Winna menghela napas pelan. Dia menatap dengan mata sengaja menyipit. "Gak mungkin deh Kak Kiran. Akan sangat sulit buat pasien Winna kalo sampai Winna tetap di sini untuk waktu yang lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, That One Word✔️
FanfictionWinnareyn Aurel, dia adalah seorang dokter yang merelakan segala kemewahan dan dibenci oleh papa sendiri demi melanjutkan perjuangan sang kakak untuk terus mengabdi pada masyarakat. Hidupnya terlalu jauh berbeda jika dibandingkan sama saudara kandun...