MANDALA seharusnya melayangkan protes keras setelah apa yang terjadi padanya hari ini. Atau yang paling basic adalah memaki-maki Sentana dengan segala sumpah serapah yang bersarang di dalam mulutnya.
Seperti, "Kurang ajar! Ngaku aja kamu sebenarnya cuma mau hunting selangkangan cewek-cewek 'kan?! Nggak usah segala bilang ada orang lain yang lebih pantes jadi istri kamu deh—, i mean i'm literally so perfect. Did you find something i'm lacking at? Nope? Thats is it. That's why you will never find someone better than me because im already the top tier!"
Atau, "Kamu pikir cowok di dunia ini cuma kamu aja? Gosh, i can find million if i want to. Way much better than you, fucking bastard!"
Tapi kenyataannya adalah itu semua hanya angan-angan yang harus Mandala telan utuh tanpa terucap. Dan nyatanya ia benar-benar belum siap kalau harus menghadapi perpisahan dengan Jeremy secepat itu.
Sudah Mandala bilang bukan kalau ia sangat mencintai Jeremy? Sebab begitulah kenyataannya. Ia sangat mencintai Jeremy.
Harisson Jeremiah Wijaya, adalah pria yang sederhana. Ia seorang yatim piatu yang tumbuh dalam keterbatasan. Namun pribadi Jeremy selalu memancarkan kehangatan dan kejujuran bahkan di saat ia sedang di titik terendah sekalipun.
Senyumnya manis, Mandala dapat menghabiskan berhari-hari untuk menatap wajah kekasihnya itu.
Bila kaum-kaum elit enggan menjalin hubungan dengan yang berada di bawah mereka, maka itu tak berlaku bagi Mandala. Mandala tau ia jatuh cinta pada Jeremy sebab bagaimana pria itu bersikap. Di matanya, Jeremy telah sangat sempurna. Ia gigih, rajin pun bijaksana.
Dan yang terpenting adalah Jeremy merupakan orang pertama yang berhasil membuat Mandala merasakan apa itu cinta.
Terlepas dari apapun itu rintangannya, Mandala akan selalu mengusahakan hubungannya dengan Jeremy.
Termasuk menyanggupi kemauan gila suaminya yang mendadak meminta agar mereka tidur di satu ranjang yang sama.
"Buat apa sih? Emang ibu kesininya kapan?" sembari berdecak sebal Mandala melempar tas bahunya keatas sofa.
Mereka telah tiba di rumah berlantai dua tersebut. Usai satu hari bersitegang dengan argumentasi masing-masing, pada akhirnya tiba juga mereka pada kesimpulan bahwa keduanya sepakat untuk menjaga hubungan mereka sekali lagi.
Dari belakang Sentana mengikuti langkah Mandala. Masih lengkap setelan seragam formal pria itu. Sangat mencirikan sekali bahwasanya mereka berdua belum lama sampai ke rumah ini.
"Logika aja sih, menurut kamu tidur bareng nggak perlu penyesuaian?" ucap Sentana dengan nada mencibir.
Sebelah mata Mandala memicing tak suka. "At least, tell me, kapan ibu kesini. Aku juga berhak tau, ya! Real man should tell the truth. Kamu merasa jantan nggak?" minta Mandala dengan nada tegas. Berdiri di depan Sentana pun memandang sang suami dengan riak yang menuntut.
Dahi Sentana mengkerut. Setiap kali berhadapan dengan Mandala, entah mengapa ego dan emosi yang ia miliki rasanya dipancing habis-habisan oleh perempuan itu.
Pernikahan mereka memang tak diinginkan oleh keduanya. Bagi Sentana, pernikahannya dengan Mandala hanyalah permainan wangsa nan darah biru keluarga. Tak lebih dari status yang membebaskannya dari pertanyaan konyol dikala menghadiri acara besar.
Namun bagi Mandala, pernikahan mereka adalah kutukan abadi.
Perempuan itu sejak awal selalu memberi batasan tak wajar dan bersikap semena-mena. Katanya, Sentana merebut kebahagiaannya dengan Jeremy. Katanya Sentana sengaja menikahinya untuk menjadikannya seorang budak patriarki. Dan katanya, Sentana mau menikahinya untuk menutupi skandal womanizer yang dimilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Kasta
RomancePernikahan yang terjadi tanpa landasan perasaan. Menjunjung tinggi wangsa nan tatanan budaya di masyarakat. Dan mengesampingkan seluruh kebahagiaan. Sentana Loka dan Mandala Bhuana telah terjebak dalam dalih pernikahan yang saling mengikat satu sa...