Chapter 28

12.1K 1K 729
                                    

[ Di Atas Kasta short AU/fake chat, bisa diakses di tiktok dan instagram ; bhumikaakshara ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Di Atas Kasta short AU/fake chat, bisa diakses di tiktok dan instagram
; bhumikaakshara ]

•••

GUMPALAN awan bergerak lambat kala mengarungi cakrawala berpayung senja itu. Burung gereja mulai berbondong-bondong mengepakkan sayapnya sedari ufuk timur ke barat, bersiap mendekap hangat sebelum angin dingin mencegat.

Di dalam gedung pencakar langit dengan kaca sebagai dinding pelapis, ada sekumpul orang yang tengah terduduk bersama. Entah apa bahasan mereka, para eksekutif itu nampak akrab berkumpul di dalam sana.

"Ada penerbangan pulang untuk malam ini, Putu?" pertanyaan Sentana menyelip agak berbisik di tengah suasana meja bundar yang nampak penuh oleh pria berjas formal sama sepertinya itu.

Di sebelahnya, Putu duduk dengan punggung yang lurus selaras. "Di pukul enam—"

"I've heard Bali is a prime location of tourism system with great potential, is that right, Mr. Sentana?"

Perkatannya yang terputus membuat Putu memejam lalu tersenyum simpul. Sama halnya dengan Sentana yang memaksakan seutas senyum karir nan sontak menoleh sempurna pada seorang pria yang duduk tepat di sebelahnya. "Absolutely , Mr. Brooke. Bali is known as one of a famous tourist destination in the world." jawabnya seadanya. Pikirannya mungkin sudah melayang jauh di belahan dunia sana, namun, raganya yang masih berada di sini— mau tak mau— harus bersikap profesional sekenanya.

Seusainya menjawab, Sentana kembali menoleh ke arah Putu, "Jam berapa tad—"

"I've been considering to investing in Bali. Can you tell me more about the potential there?"

Pertanyaan Sentana kembali mendapat interupsi. Menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan, "Sure." Sentana membalas ramah. "The island offers a unique blend of natural beauty, wonderful culture, and a thriving tourism industry. It also has a strong infrastructure and facilities. In short, Bali is a great place to investing." senyum di wajah Sentana masih bertahan. Dalam hati sejatinya merutuk. Namun ada dua kepribadian yang bergumam di benaknya kini. Satu iblis yang sejak tadi ingin memberi sumpah serapah pada rekan bisnisnya. Dan satu malaikat yang sejak tadi berkata ; Sabar, konkekuensi dan tanggung jawab pekerjaan harus tuntas. Bising itu ada di kepala Sentana sekarang.

"That sound promising. How can i get involved? Can you proceed it with the next steps?"

"Excellent! I'll have my team to prepare the necessary documents."

Memejam singkat, sekali lagi, Sentana membuang napas perlahan. Pandangannya yang sejak tadi tertuju pada rekan bisnis di sebelahnya itu mengkaji gerak gerak pria yang kini telah berpindah hadapan— tidak lagi ke arahnya.

Sontak, Sentana menoleh kembali pada Putu. "Jam berapa tadi, Putu?" tanya pria itu, masih berusaha.

Putu terkekeh pelan. "Jam enam, pak." sahutnya mengenai jadwal penerbangan paling cepat hari ini. "Tapi sekarang sudah jam empat lima puluh, mustahil sepertinya, pak?"

Di Atas KastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang