Chapter 22

12.4K 863 242
                                    

PADA akhirnya, Sentana sungguhan mengambil jatah cutinya bulan ini. Dan ia menyadari sepenuhnya keputusan ini.

Tidak datang ke kantor, bukan berarti tidak melakukan pekerjaan apapun sama sekali. Nyatanya, Sentana telah duduk di depan layar macbooknya dengan atensi penuh tertuju ke arah sana. Saat ini pukul sembilan pagi, dan di jam-jam inilah produktivitas para pekerja korporat di kantornya benar-benar dimulai.

Sentana benar-benar menyukai kinerja tim investigasinya.

Mungkin kurang lebih itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan ulasan senyum sumringah pria itu.

Kerja nyata nan cepat. Semua yang Sentana telah titahkan dan targetkan, satu per satu mulai mereka kerjakan. Tanggap, telaten nan kondusif— Sentana mungkin harus memberi hadiah insentif tambahan pada tim investigasinya jika kasus ini telah tuntas nanti.

rahadjapinanggih@gmail.com
to me

Kepada Yth. Bapak Agung Sentana,
ditempat.

Sesuai dengan mandat yang telah Bapak berikan sebelumnya mengenai permohonan arbitrase pada pihak berwenang, maka izinkan saya untuk menyampaikan progress terbaru terkait perihal tersebut.

Adapun permohonan arbitrase yang diajukan telah mendapat kewenangan untuk pemeriksaan sengketa oleh BANI. Dan sebagai tanggapan termohon, proses akan dilanjutkan dengan tanggapan tertulis paling lambat 30 hari agar dapat dilanjut dengan proses persidangan.

Berikut dokumen-dokumen yang dijadikan sebagai dasar permohonan mediasi dan barang bukti, yang akan diajukan terlampir dibawah ini :

1. Ringkasan Bukti-bukti.pdf

Saya akan terus memantau perkembangan proyek ini dan memberikan update secara berkala. Jika Bapak memiliki pertanyaan atau memerlukan informasi lebih lanjut, saya siap untuk melakukan diskusi terlanjut.

Terimakasih,
Rahadja.

Gerak jemarinya mengulir pada dokumen yang baru saja Rahadja kirimkan lewat email kepadanya. Di balik kacamata bening itu nampak obsidian Sentana mengerjap teramat pelan. Perawakannya selalu tenang tiap kali berhadapan dengan tumpukan berkas— yang pada umumnya dapat membuat orang lain meraung-raung di luar sana.

Senyum sekali lagi terbit di wajah Sentana. Bersamaan dengan jemarinya yang mengetikkan email balasan kepada Rahadja— yang berisikan titah untuk menindaklanjuti tahapan selanjutnya yang perlu mereka lakukan untuk mencapai kesepakatan mediasi itu.

Sejatinya, poin utama dalam permohonan arbitrase ini bukanlah Sentana ingin menuntut Sanga Group yang mundur dari proyeknya begitu saja, sebab nyatanya, relasi perusahaannya dan Sanga Group masih sangat baik.

Sentana bahkan menawarkan media mediasi ini untuk membantu Sanga Group mengusut tikus-tikus penjilat yang membawa kerugian besar itu.

Sekelompok orang yang berisikan penjilat nan gemar mengambil milik orang lain.

Pantaslah memang mereka terkena ganjarannya sekarang. Sebab sudah terlalu besar campur tangannya dalam merecoki. Pun kebohongan itu sudah tak lagi dapat diteloransi untuk ditutupi.

Satu perihal sudah berhasil membuat Sentana menerbitkan senyum menawannya.

Namun, ia masih harus menghadiri rapat jarak jauh untuk mengkompensasi cutinya hari ini.

Jadilah, Sentana masih harus bertahan sedikit lagi di depan layar macbooknya. Sebab tanggung jawab adalah tanggung jawab.

Meski sejak tadi rasanya ia sudah ingin sekali mengintip sedang apa Mandala di taman belakang.

Di Atas KastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang