Chapter 06

20.5K 1.1K 103
                                        

MENATAP layar ponselnya yang memunculkan wajah perempuan paling menyebalkan di muka bumi ini, Sentana berdecak geram. Riak di wajahnya yang semula begitu tenang, sontak berubah menjadi penuh emosi yang memuncah.

"Alah, pencitraan!" gumam Sentana pada ponselnya yang tengah memutar sebuah tayangan video di salah satu platform sosial media. Sebuah video yang memuat wajah Mandala. Istri durhakanya itu.

Di dalam konten tersebut, nampak Mandala tengah berdiri dengan beberapa produk kecantikan di tangan perempuan itu. Nampaknya sedang mempromosikan produk baru dari brand miliknya, atau apalah, Sentana tidak tau.

Yang membuat Sentana salah fokus adalah, di dalam konten tersebut dimuat bahwa hasil penjualan pertama dari produk itu akan disumbangkan kepada yang membutuhkan. Dan kalau tidak salah dengar, itu merupakan bentuk perayaan untuk hari jadi brand kecantikan milik Mandala si durhaka itu.

Tak tau apa korelasinya, yang jelas Sentana tak suka melihat Mandala di konten tersebut. Di sana Mandala tersenyum sumringah bagaikan seorang dewi yang berhati lembut bak kapas, nan bersih seperti angsa putih. Padahal aslinya apa? Mandala itu punya aura yang sangat amat hitam.

Jauh sekali dari bagaimana perempuan itu memasang topeng dan membangun citranya di mata publik.

"Bohong itu bohong! Aslinya dia manusia jadi-jadian! Tukang ngamuk. Tukang adu cocot. Tukang selingkuh!" kembali Sentana menggerutu. Memaki-maki Mandala lewat layar ponselnya sembari tangan pria itu menunjuk-nunjuk tepat pada wajah Mandala disana.

"Sumpah, pencitraan banget." sekali lagi Sentana menggerutu, lantas pria itu memilih untuk memadamkan layar ponselnya sendiri.

Rasanya aneh saja melihat Mandala memiliki citra yang sangat baik di mata publik.

Padahal jauh di balik layar sosial media, ada Mandala yang gemar memakai urat saat berbicara. Dan ada Mandala yang suka mencari perkara dengan Sentana. Bahkan Mandala dengan tidak tau malu berpose mesra dengan 'kekasih'-nya itu. Padahal jika publik tau, pasti Mandala akan ditodong sebagai istri yang tengah berselingkuh dari suaminya.

Itu fakta.

Namun namanya juga Mandala, perempuan itu tau dan pintar untuk menutupi tindakannya dengan pencitraan baru. Ia berbuat sesuatu yang dermawan. Yang murah hati dan menyanjung titik lembut semua orang.

Membuat isu perselingkuhan Mandala akan terkubur dengan kemurahan hati perempuan itu.

Dan jika sudah begini, Sentana sudah jelas kalah telak.

"Brengsek." umpat Sentana lagi. Sedari tadi ia memikirkan bagaimana jika dengan nekat Sentana menaikkan isu perselingkuhan Mandala ke publik. Sebab sekeras apapun perempuan itu mengaku bahwa ia dan Jeremy telah berpacaran sejak dulu, nyatanya yang menjadi suaminya adalah Sentana. Bukan Jeremy.

Namun Sentana mendadak harus mengubur semua gagasan itu di dalam kepalanya sendiri.

Karena jika Sentana melakukan hal murahan itu, yang ada bisa-bisa ia dicemooh karena tak becus menjaga seorang istri. Tidak pandai membuat Mandala jatuh cinta padanya sendiri. Tak sanggup membuat perempuan itu merasa nyaman dengan hadirnya. Dan yang terpenting, keluarga besarnya akan tau tentang perhara rumah tangga keduanya yang selama ini mereka tutupi.

Itu mau Mandala bukan? Membuat pernikahan mereka hancur lebur, lantas berakhir dengan perpisahan sehingga ia dan Jeremy dapat bersama selamanya.

Jika benar, maka, Sentana mungkin harus merasa sedikit menang. Sebab ia dapat membaca taktik sederhana perempuan itu.

"Udah kebaca banget taktiknya si durhaka. Terlalu murahan ah!" dan perlu di garis bawahi bahwa Sentana tak akan menuruti permainan murahan Mandala. Tidak akan pernah.

Di Atas KastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang