Chapter 04

24.4K 1.1K 92
                                        

SEJAK masih balita hingga beranjak dewasa, Mandala adalah tipikal anak yang betah menghabiskan waktunya di rumah. Apalagi ketika memiliki waktu senggang, Mandala pasti lebih memilih untuk diam di rumah saja.

Membuat Mandala menghabiskan lebih dari separuh hidupnya di Bali. Sedari taman kanak-kanak sampai dengan SMA, Mandala habiskan semuanya di Bali.

Menurut Mandala, Bali sudah memiliki segalanya. Destinasi yang indah, kuliner yang menggugah selera dan pendidikan serta jenjang karir yang kompeten.

Jadi, jarang sekali Mandala memiliki pikiran untuk meninggalkan Bali.

Kecuali satu, saat ia harus pergi merantau untuk berkuliah di Tangerang. Itu adalah satu-satunya pengecualian bagi Mandala untuk meninggalkan Bali.

Perkembangannya yang sebagian besar terjadi di Bali, membuat Mandala dan saudara sepupu di keluarga besarnya dapat melihat pertumbuhan satu sama lain. Beberapa kali mereka pergi ke sekolah yang sama dan berakhir menjadi teman juga di jenjang sekolah.

Bagi Mandala, saudara sepupu yang cukup dekat dengannya adalah Deva, Praba, Narayani dan Bian.

Keempat dari mereka berasal dari Puri¹ yang sama dengan Mandala. Dan cukup mengejutkan bahwa mereka berlima menghabiskan masa-masa SD sampai SMP di satu sekolah yang sama.

"Deva, Praba, Rani sama Bian kayanya bakal ada di kondangannya Chandra nanti deh..." sembari memakai sabuk pengaman, Mandala berbicara. "Kamu tetep ready 'kan?"

Seperti apa yang sudah Jeremy dan Mandala rencanakan di cafe siang kemarin, sore ini Mandala dan Jeremy nampak telah siap dengan setelan kebaya rapi mereka untuk menghadiri upacara memperingati tiga bulan buah hati Chandra.

Chandra sendiri adalah teman Mandala sejak SMP sampai detik ini. Meskipun tidak berkerabat saudara dengan Mandala, namun Chandra sangat dekat dengan Mandala. Istilah gaulnya, they are each other chicago.

"Kamunya ready nggak? Ada saudara kamu gitu?" Jeremy menatap ke sebelah.

"Mereka nggak bakal cepu ke suami kamu 'kan?"

Selain bersaudara dengan lima orang yang telah Mandala sebutkan tadi, sebenarnya Mandala dan Sentana juga terhitung sebagai saudara sepupu.

Hanya saja, keluarga Sentana dan Mandala berkerabat terlalu jauh.

Namun intinya Sentana dan empat orang sepupu Mandala itu, juga terhitung keluarga.

Mandala menipiskan bibirnya sesaat. "Mereka nggak akrab deh sama Sentana," gumamnya. "Nggak mungkin dicepuin nggak sih? Tapi kalo dicepuin juga aku nggak kenapa-napa, sumpah. Kan tujuan go-public emang biar semua orang tau kan?"

Jeremy tidak lagi merespon. Pria itu lantas mulai mengemudikan mobil mereka ke tempat acara milik Chandra di gelar.

Di sepanjang jalan perasaan Jeremy cukup memuncah. Jujur saja ia khawatir, ragu dan cemas. Akan bagaimana respon orang-orang terdekat Mandala jika melihat ia yang dibawa Mandala datang ke sana? Bukannya Sentana, suami sah perempuan itu.

Jeremy sempat melewati ini sebelumnya, kala Mandala masih belum bersuami.

Saat itu Jeremy datang untuk menemui kedua orangtua Mandala dan berniat untuk membawa hubungan mereka ke jenjang lebih serius.

Namun bukannya pulang dengan membawa restu dan berhasil memiliki Mandala seutuhnya, yang ada Jeremy justru mendapat surat undangan pernikahan kekasihnya sendiri dengan pria lain.

Sungguhan, Jeremy mendadak cemas tentang kejutan apa yang akan ia terima setelah ini.

Berbeda dengan Mandala yang mulai menyengir lebar-lebar. Melihat ke arah lampu-lampu di jalanan dengan senyum yang tak luntur-luntur.

Di Atas KastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang