Part. 4✨

5.8K 276 11
                                    

Wanita muda yang terbaring di brankar menoleh kala pintu terbuka dan menampilkan sosok Sang kaka. Seulas senyum tipis terbingkai di bibir pucatnya.

"Kamu ke mana saja, kak" Pertanyaan muncul kala Mentari melangkah mendekati brankar sang adik.

Mentari meletakkan barang yang ia bawa ke atas meja.

" Apa yang kakak bawa"tanya Bila adiknya mentari

Bila kembali bertanya, menatap gumpalan kain di atas meja. Mentari menarik napas dalam-dalam berusaha menetralkan perasaan yang menghimpit rongga dadanya.

Mentari menarik kursi lalu mendudukkan dirinya.

"Aku mencari pekerjaan, Bil. Dan barang yang aku bawa itu seragam kerjaku."ucap Mentari

"Ooh ya. Jadi kakak skrg bekerja, kak?" Raut wajah Bilantampak sumringah.

Mentari mengangguk pelan.

"Baru saja di terima, Bil. Doakan semoga Kaka lancar kerjanya."ucap Mentari

"Lalu, bagaimana dengan kuliah kaka?"ucap Bila

Mentari terdiam sejenak mendengar pertanyaan yang kembali tercetus dari mulut Adiknya

"Kamu tenang saja Bil. kaka akan kuliah seperti biasa. Yang terpenting sekarang kamu cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah Kontrakan kita" Mentari menggengam tangan Adiknya Bila.

"Aku ingin secepatnya pulang dari sini, kak" ucap Bila

"Bila tidak ingin membuat kakak terbebani dengan biaya rumah sakit ..." lirih Bila

Bahkan saat menjalani perawatan di rumah sakit ini saja pikirannya selalu tertuju pada biaya yang harus di tanggung Sang kaka, Apalagi ini rumah sakit yang cukup mahal di kota ini.

"Kamu tenang saja Bil, Kaka sudah dapat pinjaman dari seseorang. Jadi kaka mohon kamu jangan memikirkan soal biaya, ya."ucap Mentari

"Tapi aku benar-benar tidak enak kak sama kaka_"ucap Bila

"Bil. jangan memikirkan itu. Percuma kamu dapat perawatan terbaik di sini kalau pikiran kamu terbebani, yang ada kondisi kamu semakin memburuk," ucap Mentari membuat Bila mengantupkan bibirnya rapat.

Apa yang dikatakan Sang kakak memang benar.

Namun, tak lama pintu ruang rawat terbuka dan dokter Daniel masuk ke dalam ruangan tersebut diikuti oleh salah satu suster.

Mentari bangkit dari tempat dari tempat duduknya kala dokter Daniel menghampiri brankar.

"Bagaimana kondisi kamu Bila? Apa sudah merasa membaik?" tanya dokter Daniel dengan raut wajah yang tampak ramah.

"Saya merasa kondisi saya membaik, Dok. Tapi, kapan saya pulang dari rumah sakit?"ucap Bila

Mendengar pertanyaan itu dokter Daniel
melirik Mentari.

Mentari menggeleng lirih, meminta dokter Daniel tak mengatakan soal operasi yang akan adiknya akan jalani.

Mentari belum siap mengatakan hal tersebut, bila ia mengatakan lebih awal yang ada adiknyaa ingin pulang dan menolak menjalani operasi karna memikirkan biaya.

Dokter Daniel yang melirik Mentari sejenak kini kembali memfokuskan tatapan matanya pada Bila.

"Setelah kondisi Bila membaik, Bila akan segera pulang. Untuk sementara harus di rawat inap beberapa hari sampai kondisi Bila semakin pulih," tutur dokter Daniel rinci.

Sambil menghela napas pelan Bila mengangguk lemah.

"Mentari, saya ingin bicara denganmu," ucap dokter Daniel menatap Mentari dengan tatapan serius.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang