Part. 28✨

5.3K 336 96
                                    

Mentari terus Berjalan di bawah Guyuran Air Hujan

"Kenapa Semakin Sakit," Keluh Mentari Yang Mengentikakan Langkah Kakinya.

Mentari memegangi perutnya, rasa sakit yang ia rasakan semakin menjadi-jadi.

Hujan Yang Awalnya Deras Kini Berubah Gerimis Disertai Hawa Dingin Yang Membuat Mentari Mengigil Kedinginan. Di Tambah Pakaian Yang Digunakan Basah.

Mentari Menatap Sekitar, Mata Coklat Berairnya Melihat Pada Warung Makan Yang Berada di Pinggir Jalan.

Seketika Perutnya Langsung Keroncongan Kala Menatap Deretan Berbagai Jenis Menu Makanan Yang Tersusun Di Etalase Warung Makan Itu

Mentari Meraba-Raba Bagian Kantong Bajunya Berharap Ada Selembar Uang Yang Terselip untuk Membeli Makanan.

Sepertinya Keberuntungan Tidak Berpihak Pada mentari, Ia- tidak Membawa Uang Sepeser Pun.

Mentari MENGHELA NAPAS PANJANG DENGAN PERASAAN KECEWA DAN PERUT YANG LAPAR. Sunguh, Mentari Rasa Ingin Menangisi Nasib Menyedihkan Yang Menimpa Dirinya

Kini, Mentari memilih untuk Mengistirahatkan Tubuhhnya Di Salah Satu Toko Bunga Yang Sepertinya Hendak Tutup.

DENGAN Pelan-pelan sambil Memegangi Perutnya Mentari Duduk Lesehan di Lantai Yang Tampak Kotor Itu.

Mentari Mengusap-Ngusap Perutnya Seolah usapan Yang Ia Berikan Akan Membuat Kram Di Perutnya Mereda.

"Maafkan Mama ya Nak, Mama Harus Membawamu jauh, Dari Papa mu. Mama Tidak Ingin Dipisahkan Darimu..." Mentari Bergumam Pada Nyawa Kecil Yang Tumbuh dalam Rahimnya.

Meskipun Usia Kandungan nya Baru Menginjak 4 Bulan Namun Rasa Sayang Mentari Sudah Tumbuh untuk Anak Yang Ia Kandung.

Jiwa Keibuannya Membuat Ia Memilih Melarikan- Diri Dari Sosok Pria Yang Sudah Menanamkan Benih Di Rahimnya.

Mentari Tidak Pernah Menyesal Mengandung Darah Daging Langit, Naman Yang Mentari Sesali Kenapa Ia Harus Hamil Dengan Cara Seperti Ini.

"Eh, kamu sedang apa di sini, nak?"ucap Wanita Paruh Baya

Suara Parau Seorang Wanita Membuat Mentari Menoleh.

Tampak Wanita Paruh Baya Itu Terlihat Terkejut Melihat Sosok Mentari Tengah Duduk Lesehan di Toko Bunga Miliknya dengan Keadaan Pakaian Basah Kuyup.

"Maaf, Saya Akan Segera Pergi." Mentari Bangkit Dari Lantai Kotor Itu Namun dengan Cepat Di Tahan Wanita Paruh Baya Itu.

"Tidak, Tetaplah di Sini. Tunggu Sebentar," Pinta Wanita Itu Paruh Baya Itu Yang Buru Masuk Ke Dalam Toko Miliknya Dan Tak Lama Kembali Lagi.

"Pakai Ini Nak." WANITA ITU LANGSUNG MENYAMPIRKAN HANDUK TEBAL DI TUBUH Mentari.

Meski Tak Mengatakan Apapun Wanita Itu Bisa Melihat Mentari Mengigil Kedinginan

"Terima Kasih," ucap Mentari pelan semakin merepatkan handduk itu pada tubuhnya.

"Kamu dari mana da mau ke mana? Kenapa sampai basah kuyup seperti ini?"ucap Wanita itu

Wanita Paruh Baya Yang Bernama Reni Itu Menelisik Penampilan Mentari, Hatinya Terenyuh Iba.

"Saya tidak tahu," Jawab Mentari dengan Suara Lirih.

Pulang Ke Rumah yg ada Bila Adiknya, Sama Saja Mempermudah Langit Menemukan Dirinya.

"Ooh begitu. Sebaiknya Kamu Ikut Masuk ke Dalam Toko. Pasti Kamu Kedinginan."ucap Wanita Paruh baya itu

Mentari Menggeleng.

"Tidak Perlu bu, Saya tidak ingin semakin merepotkan."ucap Mentari

Reni Wanita Paruh baya itu tersenyum lembut.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang