Part. 18✨

4.8K 290 37
                                    

Siapin tiisu lagii, Sakit hati ini bakal lebih mendalam Harus selalu siapin tiisue yaa,, Dan selalu dengar musik Fabio Asher menyentuh Banget kalau lagi Baca yg nyesek nyesek😭😭😭🥺



****

Langit Mendekati Mentari dan Mencekal Tangan Mentari dengan Kasar

"Kamu sedang hamil dan seharusnya tidak mengonsumsi buah nanas yang membahayakan kandungan kamu Mentari!" bentak Langit menatap penuh kemarahan.

"Apa kamu sengaja melakukan ini semua heuhh?" tuding Langit

Mentari menggelengkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Menurutnya mengonsumsi buah nanas tidak membahayakan kandungan itu hanya mitos. Melihat keterdiaman Mentari membuat Langit semakin geram.

"Noviaaa!" Teriakan Langit menggelegar memanggil pelayan yang ia tugaskan menjaga Mentari

Suara keras Langit membuat Bundanya dan juga Mawar yang ada di lantai bawah tampak terkejut.

Kedua wanita itu saling pandang dan setelahnya bangkit dari sofa lalu menyusul naik ke lantai atas.

"Ada apa Tuan memanggil saya?" Novia berjalan tergopoh-gopoh ketika Langit memanggilnya.

Novia melirik Mentari yang tampak cemas bercampur takut di hadapan Langit, Tidak lama Bunda dan Mawar memasuki kamar yang di tempati Mentari.

"Ada apa Langit? Kenapa kamu berteriak?" tanya Bunda menghampiri putranya dengan raut wajah begitu penasaran.

Langit tak menghiraukan ucapan sang bunda, tatapan matanya lurus ke arah Novia.

"Kenapa kamu memberinya nanas Noviaa? Bukankah itu tidak boleh??! " ucap Langit

"Sa sayaaa tidak memberinya nanas_"ucap Novia terpotong Mentari

"Aku sendiri yang mengambil buah nanas itu didapur. Jadi, jangan salahkan Novia," sela dan jawab Mentari

"Kamu ini kenapa Langit? Dia hanya makan nanas itu bukan yang hal yang membahayakan kecuali dia sedang hamil," timpal Bundanya yang diangguki Mawar.

"Kamu terlalu berlebihan mengkhawatirkan perempuan asing seperti si Mentari ini,  Langit" tambah Mawar

Langit mendengus tak mengindahkan ucapan bundanya maupun Mawar.

Langit langsung menarik pergelangan tangan Mentari lalu menariknya keluar dari kamar.

"Langit! Mau kamu bawa ke mana Mentari?"Bundanya berteriak memanggil Langit yang dengan langkah lebar membawa Mentari yang berjalan terseok-seok mengikuti langkah lebar Langit ke lantai bawah.

Langit Membawa Mentari Keluar dari Rumahnya

"Tuan ingin membawa saya ke mana?"ucap Mentari

"Ke rumah sakit!"ucap Langit

Langit membuka pintu mobil yang terparkir di pelataran Rumahnya langsung memerintahkan Mentari masuk ke dalam.

Tak ingin banyak
bertanya lagi Mentari langsung masuk ke dalam mobil.

Brakk

Langit Menutup Pintu Mobil dengan Kencang.

"Sudah dua kali kamu melakukan yang hal sama. Kamu ini bodoh atau terlalu polos heuhhhh?" sembur Langit pedas.

Degg

Langit mulai menjalankan mobilnya meninggalkan Rumahnya, Mentari yang mendengar itu menoleh ke samping.

“Tapi, bukannya memakan buah nanas, tidak bahaya untuk kandungan”ucap Mentari

"Saya lebih tahu darimu!" sela Langit membuat Mentari langsung mengantupkan bibirnya rapat.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang