Part. 21✨

5K 308 40
                                    

Mereka Telah Sampai Di Butik.

"Ambil ini!"titah Mawar Kepada Mentari

Mawar dengan gerakkan tak terduga melempar tasnya ke arah Mentari, beruntung Mentari dengan sigap menangkap tas yang dilempar Mawar

Melihat hal itu membuat Langit memberikan lirikkan tajam.

"Apa?" Mawar menatap Langit yang tampak tak suka dengan apa yang Mawar lakukan pada Mentari.

"Aku mengajak Mentari untuk membawa barang-barangku! Apa hal ini membuat kamu marah?"ucap Mawar

Mawar menatap menantang pada Langit, Langit juga menatap Mawar sejenak dengan mata yang menyorot tajam dan setelahnya memilih masuk ke dalam butik tanpa ingin memulai perdebatan dengan Mawar, dan Mawar juga segera menyusul Langit.

Saat memasuki butik yang cukup terkenal di kota tersebut ketiganya di sambut ramah oleh karyawan butik.

"Selamat datang di butik kami, Tuan Langit," ucap karyawan itu begitu ramah. Bahkan karyawan di butik ini sangat mengenal Langit karna Cintya Sang Bunda selalu berlangganan di butik ini.

Langit mengangguk sebagai respon sementara Mawar menatap liar ke segala penjuru dalam butik tersebut.

Menatap gaun-gaun elit dan fashionable yang tersusun rapi, Mawar melangkah mendekati gaun-gaun indah yang terlihat elegan dan anggun.

"Langit sini deh, menurutmu ini bagus tidak?" Mawar memperlihatkan gaun berwarna merah menyala dengan renda yang rendah dan sangat kontras dengan warna kulit putihnya.

Langit mengangguk mengiakan.

"Tapi menurutku ini terlalu sederhana. Bagaimana dengan gaun yang ini?"  Mawar kembali memperlihatkan gaun berwarna gold tanpa lengan dengan taburan kristal.

Lagi-lagi Langit mengangguk seperti robot, Mawar yang melihat respon biasa Langut membuat ia kesal.

Mawar merasa Langit seperti tidak benar-benar menyukai gaun yang ia pilih.

"Gaun yang sangat mahal dan mewah dibutik ini apa saja?" tanya Mawar pada karyawan butik yang setia berdiri di sampingnya.

"Banyak, Nona. Mari ikut saya, akan saya perlihatkan gaun-gaun yang anda inginkan."ucap Karyawan butik

Mawar mengikuti karyawan tersebut tanpa memperdulikan Langit, Bukannya senang ditemani Langit tapi malah dibuat kesal.

Setelah kepergian Mawar, Langit melirik Mentari yang sejak tadi memperhatikan gaun-gaun yang tertata rapi.

"Gaunnya sangat indah."ucap Mentari

Mentari menyentuh gaun berwarna biru gelap itu, Kedua matanya melebar sempurna melihat harga yang tercantum pada gaun yang ia sentuh tersebut sontak ia langsung  melepaskannya.

"Kamu menginginkannya?"tanya Langit

Pertanyaan seseorang membuat Mentari terkejut dan berbalik badan, Mentari mendapati Langit sudah berdiri dibelakangnya.

"Ti-tidak, saya hanya melihat-lihat saja," balas Mentari

Setelahnya hendak beranjak dari hadapan Langit, namun Langit mencekal pergelangannya.

"Kenapa Tuan?" Kening Mentari mengernyit.

"Tidak apa-apa." Langit langsung melepaskan cekalannya.

Mentari menatap heran pada Langit

"Mentari!!!!! Di mana kamu?" Teriakkan menggelegar Mawar membuat Mentari buru-buru menghampiri wanita tersebut.

"Ada apa, Mawar?"ucap Mentari

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang