Part. 36✨

5.5K 343 72
                                    

Napas Mentari memburu ketika sudah memasuki toilet wanita.

Mentari menatap dirinya di pantulan cermin, wajahnya tampak tegang dan panik.

"Bagaimana dia bisa sampai di sini?"gumam Mentari

Mentari memegangi kepalanya yang terasa pening dengan situasi yang ia alami sekarang.

Mentari takut, takut Langit akan mengetahui keberadaan Akash. Sekarang Mentari harus bagaimana?

Terlalu larut dengan pikirannya saat ini Mentari tampak tak menyadari pintu toilet terbuka.

Senyuman menyeringai tampak jelas di wajah seseorang yang menutup rapat pintu toilet.

Dia memperhatikan Mentari dari atas sampai bawah penuh ketertarikan.

Perubahan Mentari benar-benar membuat Langit sangat terpesona.

Langit melangkah mendekati Mentari yang masih belum menyadari kehadiran dirinya.

Mentari sangat terkejut ketika seseorang mendekap tubuhnya lalu melingkarkan kedua tangan di perutnya.

Mentari menatap ke pantulan cermin, tubuh Mentari semakin lemas ketika mendapati sang pelaku yang tak lain adalah Langit.

"Aku suka penampilan mu sekarang, sangat cantik," puji Langit dengan suara yang serak dan berat.

Tatapan Langit tampak sayu.

Rasanya Mentari ingin menangis ketika Langit mengecupi bagian leher yg tertutupi Hijabnya.

Sekujur tubuhnya meremang merasakan Dagunya Langit bersentuhan dengan Bahunya yg tertutupi Hijab.

Langit menghentikan aksinya, mata tajam itu menatap ke arah cermin melihat pantulan bayangan mereka berdua.

"Aku mencari-carimu selama 5 tahun. Bahkan mengerahkan banyak orang untuk mencari keberadaanmu. Semuanya sudah aku lakukan untuk menemukan keberadaanmu namun semuanya sia-sia," ucap Langit sambil menghirup dalam aroma tubuh Mentari.

"Kenapa meninggalkanku, hmm? Sedangkan kita belum melakukan tes DNA anak kita_"ucap Langit

Plak!

Mentari dengan cepat berbalik badan lalu mendaratkan tamparan di pipi Langit.

Langit tampak terkejut dan meringis kesakitan memegangi pipinya yang terasa kebas.

Mata Mentari melotot tajam dengan kemarahan membara.

"Akh ... sst. Mentariii..." Langit semakin meringis kesakitan ketika Mentari menendang bagian selangkangannya.

Langit memegangi miliknya.

"Bahkan setelah 5 tahun berlalu kamu masih meragukan anak yang aku kandung? Brengsek!" pekik Mentari mengambil vas bunga yang ada dalam toilet tersebut dan hendak melemparkannya pada Langit

Namun, dengan cepat Langit merebutnya di tangan Mentari lalu melempar asal sambil menahan nyeri dibagian selangkangannya.

"Bukan seperti itu Mentari,, Oke, aku percaya dia anakku," balas Langit mengalah.

Meskipun begitu Mentari tak puas. Kemarahan masih mengganjal dalam benak wanita itu termasuk perlakuan Langit di masa lalu.

"Aku sangat membencimu! Aku tidak ingin mengenalmu, dan menjauh dari kehidupanku Langit!"ucap Mentari

Langit menggeleng cepat.

"Tidak akan pernah, setelah 5 tahun kamu meninggalkanku. Aku tidak akan melepaskanmu, Mentari. Kamu milikku. Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku."ucap Langit

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang