Part. 39✨

6.1K 323 74
                                    

Ini MASIH PART PENYESALAN LANGIT yaa, dan Perjuangan Langit mendapatkan kaan Mentari dan Akash.

*****

Keesokan Harinya

Mentari kira setelah kejadian kemarin Langit takkan datang lagi ke rumahnya karna kehadiran Langit takkan pernah disambut baik di tempat ini termasuk ibu Reni yang menolak keras sosok Langit kembali ke tempat ini.

Namun, perkiraan Mentari ternyata salah. Terlihat mobil sedan milik Langit berhenti di depan rumahnya.

Langit keluar dari mobil dengan menenteng beberapa paper bag yang semuanya berisi mainan.

"Kenapa kamu datang ke sini lagi? Bukankah kamu sudah tahu ibu Reni sangat membenci kehadiranmu!" ucap Mentari sambil melirik barang yang Langit bawa.

Langit mengulas senyum tipis.

"Aku tahu. Tapi aku ingin memperbaiki semuanya Sayang" ucap Langit.

Wajah Langit tampak berbinar tanpa ada secuil kesedihan yang terlihat.

Bagaimana pun Langit ingin memperbaiki semuanya dan Langit tidak ingin menyerah begitu saja hanya karna ibu Reni membencinya.

Langit yakin kebencian ibu Reni perlahan sirna.

"Di mana anak kita Sayang? Aku membelikan mainan untuknya."ucap Langit

Langit memperlihatkan paper bag yang ia bawa.

Mentari terdiam namun matanya melirik ke arah ruang tamu.

Langit mengikuti arah pandang Mentari, Senyuman Langit langsung memudar kala melihat putranya tampak riang gembira bercanda gurau dengan seorang pria yang ia kenali.

"Lagi Om Lagi!" seru Akash tertawa cekikikan kala Rio meniupkan balon untuk bocah laki-laki itu.

Dada Langit mendadak terasa panas. Rahangnya menegang, Mentari kaget saat Langit masuk ke rumahnya.

"Langit!" mentari dengan cepat mengejar Langit, Mentari tak ingin ibu Reni kembali mengamuk lagi.

"Hey jagoan!" Langit menghampiri Akash yang langsung terdiam, tawa ceria bocah itu langsung lenyap.

Rio tertegun melihat kedatangan Langit yang melirik sinis penuh ancaman padanya.

"Lihat, Papa bawa mainan untukmu!" Langit mengeluarkan isi dalam paper bag itu.

Bocah itu masih diam memperhatikan.

Tidak ada minat pada Akash melihat begitu banyak mainan yang Langit bawakan.

"Papa juga_"ucap Langit Terpotong Akash Darah Daging nya.

"Om bukan Papa Akash! Mainan Om juga jelek! Lebih bagus mainan Om Rio!" Setelah mengatakan itu Akash membuang muka lalu kembali bermain dengan balon-balon yang Rio bawa.

Hari ini mungkin hari paling menyedihkan bagi Langit, Perasaan Langit terasa tercabik-cabik dengan perlakuan putranya di tambah Akash lebih akrab dengan pria lain.

Akash sangat menjaga jarak dengan dirinya

Bagaimana Langit bisa menarik perhatian putranya. Apakah ini karma untuknya? Kenapa harus sesakit ini?

Akash tampak menghiraukan keberadaan Langit, Mentari yang melihat pemandangan di depan matanya mendadak kasihan pada Langit.

Samar-samar senyuman misterius muncul di bibir Rio. Hati Rio seolah puas melihat wajah menyedihkan Langit.

Langit seperti tak bisa berkutik dengan perlakuan menyakitkan putranya walau hanya sekadar ucapan yang keluar.

Walau keberadaannya tidak dianggap oleh putranya, Langit masih bertahan di tempat itu.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang