Part. 31✨

5.6K 345 80
                                    

"Nando Pliss ya jangan Kasih tau Langit kalau aku berada disini" ucap Mentari

"Iya aku ga akan kasih tau Langit, aku akan mempersulit Langit mencari kamu, Mentari" ucap Nando

"Mksih yaaa Nando" ucap Mentari

"Yaudah Budhe aku harus pamit skrg, karena Langit skrg berada di rumah Sakit, dia Sakit entah penyebab nya apa" ucap Nando

"Yaudah kamu hati hati ya Nando" ucap Bu Reni

"Iya Budhe, ini ada sedikit Rezeki buat Budhe, aku pamit ya Budhe kapan kapan aku kesini lagi" ucap Nando..

"Mksih ya Nando, " ucap Bu Reni



Nando pun Pamit Dan pergi dari Rumah Budhe nya.

"Langit Sakit?? Dan dibawa Ke Rumah Sakit? Apa separah itu? Ahhh udh lah aku ga usah peduli sama Dia, toh dia juga ga peduli sama aku, yg dia inginkan cuma Anak dalam kandungan ku" ucap Mentari dalam hati





******

Di Rumah Sakit.

Langit di Bawa Kerumah Sakit Oleh kedua Orangtuanya.

"Pasien memiliki penyakit maag dan tidak seharusnya menunda-nunda makan apalagi pola makan yang berantakan. Keadaan perut yang sering dibiarkan dalam keadaan kosong dapat memicu produksi asam lambung berlebihan," jelas seorang dokter pria yang baru saja memeriksa Langit

Saat ini Langit dilarikan ke rumah sakit karna kondisinya yang cukup mengkhawatirkan kedua orang tuanya.

Bundanya tampak mengangguk-anggukkan kepalanya dengan penjelasan dokter Daniel.

Sementara Prabu menatap ke arah sang putra yang hanya diam menatap kosong ke langit-langit ruangan itu.

Setelah memeriksa dan menjelaskan kondisi Langit secara rinci, dokter Daniel keluar dari ruangan itu seolah memberi ruang untuk kedua orangtua nya bicara dengan Langit.

"Kamu sebelumnya tidak pernah  seperti ini kenapa tiba-tiba bisa jatuh sakit? Apa terlalu memikirkan masalah pekerjaan sampai lupa dengan kondisi tubuhmu, Langit?" ucap Bundanya menatap khawatir pada sang putra.

"Jangan terlalu memprioritaskan pekerjaan sampai melupakan kesehatan tubuhmu," tambah Prabu memandangi lekat wajah pucat Langit

Bundanya mengusap kepala putra penuh kasih sayang dan memberikan kecupan dikening Langit.

Ini pertama kalinya Langit sampai sakit seperti ini dan dilarikan ke rumah sakit.

Dulu Langit memang sering sakit tapi tidak sampai tumbang. Kalau pun sakit, Langit hanya demam biasa.

Langit terus diam mendengar ucapan kedua orang tuanya yang penuh kekhawatiran. Kepergian Mentari seperti membawa sebagian energi kehidupannya.

"Ayah, Bunda ..." Langit memanggilnya keduanya dengan suara yang terdengar berat dan rendah.

"Iya, sayang kenapa? Apa kamu memerlukan sesuatu? Apa perutmu sakit lagi?" Rentetan pertanyaan langsung terlontar dari mulut Bundanya

Langit menggelengkan kepalanya pelan.
" Bukan itu. Tapi aku ingin pertunanganku dibatalkan dengan Mawar. Aku tidak ingin menikahi Mawar"ucap Langit

Keputusan Langit sudah bulat tanpa memikirkan bagaimana reaksi kedua orang tuanya dan bagaimana reaksi Mawar nanti.

Sejak awal Langit memang tidak pernah menginginkan perjodohan itu, Langit pun sudah memiliki pilihan sendiri untuk pendamping hidupnya.

"Kenapa mendadak seperti ini, Langit? Sebentar lagi pernikahan kalian akan_"ucap  Prabu

"Tidak, Ayah. Aku tidak bisa. Keputusan ku sudah bulat. Aku tidak yakin pernikahan ku dengan Mawar akan bertahan lama. Bagaimana pun cinta juga dibutuhkan dalam sebuah pernikahan, dan aku tidak mencintai Mawar" ucap Langit

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang