Part. 30✨

5.9K 369 107
                                    

Cantik, Sepatah kata untuk seorang wanita yang sedang sibuk dengan tangkai bunga yang ia jadikan sebuah karangan bunga.

Bibir tipis, mata bulat, pipi penuh membuat wanita itu terlihat rapi. Siapa Lagi Kalau Bukan Mentari.

Kesibukannya berjam-jam dengan pekerjaannya tak membuat Mentari bosan, malah semakin bersemangat menyelesaikan buket bunga yang dipesan pembelinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kesibukannya berjam-jam dengan pekerjaannya tak membuat Mentari bosan, malah semakin bersemangat menyelesaikan buket bunga yang dipesan pembelinya.

Beberapa hari ini penjualan di toko bunga sederhana itu cukup meningkat bahkan banyak pesanan. Mungkin ini yang disebut rezeki yang datang dari sang bayi dalam kandungan.

"Istirahat dulu, Mentari. Ibu bawa bekal dari rumah, ayo kita makan bersama," ajak Bu Reni menghampiri Mentari

Mentari mendongak menatap Bu Reni di sampingnya.

"Iya, Bu. Tapi aku ingin menyelesaikan pekerjaanku dulu. Sedikit lagi selesai," balas Mentari yang kembali fokus dengan pekerjaannya.

Bu Reni mengambil buket bunga yang belum selesai itu dari tangan Mentari, membuat Mentari itu tertegun.

"Makan dulu. Jangan sibuk dengan pekerjaan. Itu bisa dilanjutkan nanti, dari pagi kamu sibuk bekerja. Sekarang istirahat dulu."ucap Bu Reni

Sambil mengulum bibirnya Mentari mengangguk. mentari bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju meja bulat yang sudah tersedia dua menu makanan di sana.

Tak terasa sudah satu minggu Mentari bekerja dan tinggal dengan Bu Reni, Selama tinggal bersama Bu Reni, Wanita paruh baya itu memperlakukan Mentari begitu baik bahkan seperti anak sendiri.

"Beberapa hari ini penjualan bunga meningkat, minggu kemarin tidak serame ini. Apa karna ada kamu di sini ya, Mentari?" goda Bu Reni bercanda.

Mentari dengan cepat membalas godaan Bu Reni .

"Ah, ibu bisa saja. Mungkin hanya kebetulan saja."ucap Mentari

"Tapi itu benar lho, Mentari. Sejak ada kamu toko bunga ibu jadi rame. Mungkin karna penjualnya masih muda dan cantik."ucap Bu Reni

Wajah Mentari bersemu tersipu malu dengan ucapan Bu Reni yang menampilkan tatapan serius.

"Kamu sudah punya kekasih?"tanya Bu Reni

Pertanyaan Bu Reni membuat raut wajah Mentari langsung berubah.

Mentari menatap Bu Reni yang menunggu jawaban keluar dari mulutnya.

Mentari menggeleng pelan.

"Belum, Bu."ucap Mentari

Wanita paruh baya itu manggut-manggut.

"Benarkah? Pdhal kamu cantik, Mentari? Apa tidak ada laki-laki yang berusaha mendekatimu?"ucap Bu Reni

Lagi-lagi ucapan Bu Reni membuat Mentari terdiam beberapa saat. Bukan apa-apa, pertanyaan yang Bu Reni lontarkan membuat Mentari teringat akan sosok Langit dan juga teringat dengan kondisinya sekarang yang tengah hamil.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang