Part. 20✨

5.4K 247 4
                                    

Pukul 21:00

"Tante, kenapa Mentari bisa tinggal di sini? Bukankah dia orang asing?" tanya Mawar begitu penasaran dengan kehadiran Mentari di Rumah mewah ini.

Cintya Bundanya Langit yang tengah menikmati kue cake buatan pelayan menatap ke arah Mawar.

"Langit bilang Mentari adik sahabatnya. Dan dia menitipkan Mentari di sini. Tapi Langit tidak mengatakan alasan sahabatnya menitipkan Mentari."ucap Cintya Bundanya Langit

"Dia itu sudah besar untuk apa di jaga dan dititipkan di sini. Aneh sekali," gerutu Mawar

Cintya Bunda Langit mengulas senyum tipis.

"Tidak apa-apa Mentari tinggal di sini. Tante juga tidak mempermasalahkan hal itu kok" ucap Bundanya Langit

Wajah Mawar semakin masam, Mawar merasa ini ada yang janggal. Dulu, saat ia ingin menginap di sini Langit menolak mentah-mentah dan sekarang dengan mudahnya Langit menerima perempuan asing di tempat ini.

Dada Mawar terasa panas Jika membayangkan wajah Mentari

"Mawar kamu kenapa?"ucap Bunda Langit

Wanita berambut pirang keemasan itu tampak terkejut kala Cintya Bundanya Langit menyentuh bahunya. Mawar dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, Tante. Hanya mengantuk saja. Tapi kenapa Langit dan Mentari belum pulang juga? Ini sudah sangat malam."ucap Mawar

Wanita paruh baya itu mengidikkan bahunya.

"Tante juga tidak tahu, mungkin sebentar lagi mereka berdua akan pulang."ucap Bundanya Langit

Mawar jadi risau dan cemas memikirkan Langit dan Mentari, terlebih mereka pergi berdua entah ke mana dari Sore.

Rasa cemburu tiba-tiba menjalar dalam benak Mawar Ia mengepalkan kedua tangannya.

Mawar Pun Menunggu Langit Di Depan Rumahnya.

Tiba Tiba Mawar Melihat Mobil Langit masuk kedalam Rumah Mewah itu.

Mobil yang Langit kendarai sudah sampai dipekarangan Rumah itu setelah 30 menit dalam perjalanan.

Langit menoleh ke samping, dan mendapati Mentari tertidur nyenyak, Tangan Langit terulur menyingkirkan beberapa helaian rambut Yang keluar Dari Kerudung Mentari.

Langit menatap sejenak wajah damai Mentari, Sorot matanya menyiratkan sesuatu yang sulit diartikan.

Mata Langit beralih menatap bagian perut Mentari yang tertutup dress.

Perasaannya bergejolak, membayangkan bagaimana jika anak yang dikandung Mentari adalah anaknya.

Langit mungkin sudah menyiapkan rencana kedepannya tapi rencana yang dirancang bisa berbelok dan tak sesuai harapan.

Setelah beberapa menit dalam mobil kini Langit keluar dari mobil.

Langit membuka pintu mobil lalu dengan hati-hati mengeluarkan Mentari dari dalam Dalam mobil lalu menggendongnya.

Mentari tampak menggeliat ketika tubuhnya terasa terbang, Langit segera melangkah masuk ke dalam Rumahnya.

"Langit!"panggil Mawar

Suara keras seseorang membuat Langit menole, Wajah Langit yang datar kini semakin datar melihat sosok Mawar melangkah menghampirinya dengan raut wajah bersungut-sungut.

"Kalian berdua dari mana saja? Dan kenapa kamu menggendongnya? Dia punya kaki seharusnya_"ucap Mawar terpotong

"Diam," desis Langit menatap melotot pada wanita dihadapannya.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang