Part. 15✨

6.3K 290 5
                                    

Setelah cukup lama berada di minimarket Langit kembali ke rumah sakit dan masuk ke ruangan yang ditempati Mentari.

Saat memasuki ruangan tersebut matanya langsung tertuju pada Mentari yang sedang menatap langit-langit kamar.

"Kenapa dia belum tidur lagi?" bathin Langit

Langit berharap saat kembali lagi ke ruangan ini , Mentari sudah tertidur kembali tapi malah sebaliknya.

Mentari langsung menatap ke arah pintu ketika Langit kembali masuk ke ruangan ini.

Manik coklat Mentari langsung tertuju pada kresek hitam yang Langit pegang.

Langit berusaha tak memperdulikan tatapan Mentari padanya.

Langit masuk ke ruangan itu lalu mendudukkan dirinya di sofa dan meletakkan kantong kresek hitam yang ia bawa di atas meja.

Seolah menganggap kehadiran Mentari tidak ada di ruangan itu , Langit mengeluarkan sesuatu dari plastik kresek hitam yang ia bawa.

Langit membeli beberapa cemilan termasuk nasi goreng dekat rumah sakit. Perutnya terasa sangat lapar.

Mentari meneguk ludahnya kasar melihat Langit menyantap nasi goreng yang menguar aroma yang sangat sedap membuat perutnya keroncongan.

Mentari mengecap-ngecap ketika memperhatikan setiap suapan masuk ke mulut Langit.

Tangan Mentari terulur mengusap perut datarnya. Perutnya terasa sangat perih dan lapar.

Sedangkan Langit tak memperdulikannya. Entah dorongan dari mana Mentari turun dari brankar lalu melangkah mendekati Langit.

Mentari duduk di samping Langit. Memperhatikan pria itu menyantap makanannya.

"Kenapa?" Langit menoleh ke samping.

Mentari tampak tersenyum canggung.

"Enak ya nasi gorengnya?"tanya Mentari

"Hmm..."ucap Langit

Langit kembali melanjutkan memakan nasi goreng itu seolah tidak peka apa yang Mentari inginkan.

Mentari merapatkan bibirnya dengan tatapan kecewa kala melihat nasi goreng milik Langit sudah habis, Mentari berharap Langit menyisakan sedikit untuknya.

"Sana tidur. Kenapa duduk di sini?" ucap Langit seolah mengusir.

Langit membuang bungkus nasi goreng itu ke bak sampah, Mentari yang melihat itu menatap nanar.

Mentari bangkit dari tempat duduknya, Mentari melangkah menuju brankar dengan langkah lesu, Ia benar-benar lapar. Perutnya seperti diremas.

Saat sedang Melangkah menuju Brankar tiba tiba Langit Memanggilnya

"Mentari!"panggil Langit

Suara panggilan Langit membuat Mentari berbalik badan.

Kedua mata Mentari langsung berbinar lalu kembali mendekati Langit dengan senyuman sumringah.

“Kalau lapar jangan diam saja,” kata Langit sambil menyodorkan sebungkus nasi goreng, Langit Tidak seburuk itu membiarkan Mentari kelaparan.

Mentari pun segera mengambilnya, Mentari mendudukkan dirinya di samping Langit, Dengan tak sabaran ia membuka bungkusan tersebut lalu memakannya dengan tergesa-gesa.

Langit memperhatikan Mentari yang makan begitu lahap.

"Terima kasih, Tuan. Nasi gorengnya sangat enak," ucap Mentari dengan mulut penuh makanan.

Langit diam tak membalas, Mata tajamnya terus memperhatikan Mentari menghabiskan makanan yang ia berikan.

"Apa tadi pagi belum sempat makan sampai kamu makan seperti orang kelaparan?"ucap Langit

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang