"Dasar Menyusahkan kuuu!!! " ucap Langit
"Lain Kali di pikir kalau mau makan apapun, kamu sedang mengandung jangan membahayakan Janin yg ada di perut kamu, ingat itu Mentari" ucap Langit
"Maaf..."ucap lirih Mentari
Hanya kata itu yang keluar dari mulut Mentari. Ia tidak berniat menyusahkan semua orang termasuk Langit. Ia hanya ingin menuntaskan hasratnya mencicipi makanan tersebut.
Langit menghela napas berat. Ia menatap wajah Mentari yang tampak mendung. Apa ucapannya sangat kasar? Tapi menurutnya apa yang ia ucapkan demi kebaikan Mentari juga.
Langit melangkah mendekati sofa yang ada di ruangan itu lalu menjatuhkan tubuhnya di sana. Pria itu melepaskan jaket hitam yang melekat di tubuhnya.
"Novia cepat ke sini," ucap Langit memerintah melalui sambungan telpon lalu memutuskan panggilannya.
Mentari hanya bisa pasrah terbaring di atas brankar dalam ruangan yang hanya terdapat dirinya dan Langit.
Mentari benar-benar canggung dan gelisah berduaan dalam ruangan ini. Apalagi tatapan yang Langit berikan seperti mengintimidasi.
Tidak lama pintu ruangan itu kembali terbuka. Mata Mentari tampak berbinar melihat sosok Novia kembali masuk ke dalam ruang rawatnya.
Setidaknya ia tidak berduaan dalam ruangan ini bersama Langit.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Novia menghampiri Langit
"Pulanglah, biarkan aku Menginap di sini dan menjaga Perempuan ini" Langit menunjuk Mentari melalui matanya.
Novia mengangguk.
"Baik, Tuan."ucap Novia
"Apa kamu sudah menanyakan kondisi kandungannya? Apa baik-baik saja?"tanya Langit kepada Novia
Novia mengangguk.
"Semuanya baik-baik saja, Tuan. Hanya saja Nona Mentari tidak boleh kembali mengonsumsi udang karna akan sangat berpengaruh pada kandungannya."ucap Novia
Langit manggut-manggut mendengar penjelasan Novia
"Pergi sekarang."ucap Langit kepada Novia
Novia diam ditempatnya tak berniat beranjak membuat sebelah alis Langit terangkat.
"Kenapa?" tanya Langit tampak heran.
Novia menatap sejenak pada Mentari.
"Apa Tuan yakin menginap di sini?"ucap Novia
"Tentu saja. Apa aku terlihat bercanda?"ucap Langit
Novia mengantupkan bibirnya rapat dengan jawaban sang tuan Langit.
"Baiklah Tuan, saya permisi dulu"ucap Novia
Novia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan namun ucapan Mentari membuat langkah Novia terhenti.
"Aku ingin Novia saja yang menginap di sini dan menjagaku!" ucap Mentari dengan lantang tak peduli dengan lirikkan tajam Langit
Ia tidak ingin berduaan dalam ruangan ini bersama Langit. Karna itu akan membuat ia dilanda kecanggungan dan tak bebas melakukan apapun di sini.
"Pulanglah, Novia Pulang skrg juga!!"ucap tegas Langit
Novia segera keluar dari ruangan tersebut. Lagi-lagi raut wajah Mentari kembali menampilkan kekecewaan.
Bibir Langit menipis melihat kekecewaan di wajah Mentari
Mentari melirik Langit yang kini sibuk mengutak-atik ponselnya sambil bersandar santai dibahu sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT DAN MENTARI
RomantizmMeminta Bantuan kepada Tuan Langit dan Meminjam uang 50 juta Dengan Terpaksa dan Keadaan Mendesak Karena adik Mentari Harus segera Di Operasi, dan Apakah yg akan di Lakukan Langit Terhadap Mentari.