Part. 27✨

5.1K 304 44
                                    

Keesokan Harinya....

Novia Masuk kedalam Kamar Mentari

Novia meletakkan nampan yang ia bawa lalu ia letakkan di atas meja dekat tempat tidur Mentari.


Mata Novia berkeliaran ke setiap sudut, kamar Mentari kosong, Novia mendekati jendela kaca lalu membuka tirai membuat cahaya matahari pagi langsung masuk ke dalam kamar itu.

Tok.. Tokk

"Mentariii!" Novia mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

Tidak ada sahutan ataupun suara kehidupan dalam kamar mandi yang terdengar hening di dalam sana.

Novia memutar handel pintu Kamar mandi lalu mendorongnya. Kosong, tidak ada sosok Mentari di dalam sana namun lantai dalam kamar mandi itu basah, berarti baru saja digunakan.

Novia kembali menutup pintu kamar itu lalu melangkah cepat keluar dari kamar.

Dengan perasaan diliputi kegelisahan, Novia mencari-cari di setiap sudut ruangan bahkan taman belakang Rumah serta perpustakaan yang beberapa hari ini selalu Mentari gunakan untuk membaca.

Novia bertanya pada para pelayan, namun mereka semua tidak melihat sosok Mentari bahkan Mentari tidak ada keluar dari kamar.

Langit yang tengah menikmati sarapan paginya bersama orang tuanya dan Mawar, melirik Novia yang melangkah cepat ke taman belakang dengan raut wajah yang cemas membuat rasa penasaran Langit muncul.

"Di mana kamu Mentari," gumam Novia.

Novia menatap taman yang kosong.

Bahkan Ia menatap Taman Yang Kosong. Bahkan Sekarang Tengah Hujan Deras di Sertai Angin Kencang.

Setelah Memasstikan Mentari Tidak Ada di Taman , Novia Kembali Memasuki Rumah megah itu.

Novia kembali menaiki lantai atas, tanpa menyadari mata tajam Langit terus memperhatikan dirinya.

"Kenapa Langit?" Tanya Prabu Ketika Melihat Putranya Menatap Ke Arah Tangga.

Langit Menggeleng dan Kembali Menyantap Sarapan Paginya.

Mawar Menatap Langit dengan Bibir Mencembik.

Otaknya terus bekerja memikirkan cara meningkirkan Mentari, Segala Cara Sudah Ia Lakukan Tapii selalu gagal.

"Aku Sudah Selesai," ucap Langit Sambil Mengusap Sudut Bibirnya dengan tissu.

"Kamu langsung ke perusahaan?" Tanya Bundanya Mendongak Menatap Langit

"Iya, Ada Pertemuan Penting," Balas Langit Seraya Melirik Sekilas Pada Mawar Yang Terus Menatap Dirinya.

Mawar Memilih Tetap Tinggal Di Rumah megah Ini Walau Ayahnya Meminta Mawar untuk Kembali Ke Rumahnya.

Tapi Hatinya Tidak Akan Tenang Sebelum Mentari Terusir Di Rumah Ini.

"Novia kamu Sedang Mencari Apa?"tanya Langit

Novia terperanjat Kaget Bahkan Jantungnya Terasa Ingin Lepas Dari Tempatnya.

Wajah Novia Seketika Pucat Pasi Melihat Sosok Tegap Berdiri Di Ambang Pintu Kamar Mentari, Mata Langit Berkeliaran Menatap Dalam Kamar Mentari.

“Di mana Mentari? Apa dia belum memakan sarapannya?” Langit Mencecar Beberapa Pertanyaan Ketika Melihat Makanan Di Bawa Novia Sebelumnya Tidak Tersentuh.

Kedua Tangan Novia Yang Saling Bertautan Langsung Berkeringat Dingin Apalagi Langit Tengah Mencari-Cari Sosok Mentari Yang Tak Terlihat di Matanya.

"Tuan Em, Nona Mentari Tidak Ada di Kamar Ini." Novia Berucap Tergagap Karna Ketakutan Tidak Menemukan Mentari Yang Tiba-Tiba Hilang.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang