Part. 9✨

5.6K 272 19
                                    

Langkah Mentari terhenti ketika sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di hadapannya. Tak lama pintu mobil terbuka dan seseorang keluar dari sana.

Mata Mentari membulat sempurna ketika melihat wajah orang tersebut. Ia melangkah mundur dengan perasaan diliputi ketakutan dan cemas.

Langit menatap lurus ke arah Mentari dengan tatapan yang dingin. Ia melangkah lebar ke arah wanita tersebut yang gemetar ketakutan. Mentari hendak melarikan diri namun dengan cepat pria itu mencekal pergelangan tangannya.

"Lepaskan aku!" Mentari berusaha melepaskan cengkraman tangan Langit di pergelangan tangannya.

"Apa kamu hamil?"tanya Langit

Tanpa ingin basa basi Langit langsung melontarkan pertanyaan membuat tubuh Mentari seketika membeku dengan wajah yang menegang. Kedua matanya bergulir. Dari mana pria itu tahu ia hamil?

"A-aku tidak hamil. Lepaskan aku. Aku tidak ingin berurusan denganmu lagi!" ucap Mentari sedikit lantang.

Senyuman miring terukir di bibir Langit, Namun, itu terlihat begitu menyeramkan bagi Mentari.

Wanita itu meringis ketika Langit sengaja memperkuat cengkraman tangannya di pergelangan tangan Naya.

"Benarkah? Kamu kira aku percaya? Anak siapa yang kamu kandung itu?"tanya Langit

Mentari menatap sengit Langit, Pertanyaan pria itu seolah merendahkan dirinya seolah ia wanita murahan yang bisa tidur dengan pria manapun.

Langit menatap lekat wajah Mentari yang memerah karna marah.

"Kenapa diam? Apa karna terlalu banyak laki-laki yang menidurimu?"tanya Langit merendahkan

Wajah Mentaru semakin merah padam dengan ucapan Langit yang semakin merendahkan dirinya.

"Iya! Aku memang hamil tapi anak yang aku kandung hasil perbuatanmu!" sembur Mentari penuh emosi dengan pancingan Langit yang memojokkan dirinya.

Aura wajah Langit meng gelap dan semakin datar. Mentari yang menyadari itu mengalihkan pandangannya. Kenapa ia harus mengakui dirinya tengah hamil.

"Apa kamu yakin itu anakku? Bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk meminum obat kontrasepsi agar darah dagingku tidak tumbuh dirahim mu!" Ucap Langit

Mentari menggigit bibir bawahnya dengan keras. Diam seribu bahasa. Dia tahu, ini semua salahnya tapi dia benar-benar lupa meminum obat penunda kehamilan. Dia pikir dia tidak akan hamil.

"Jawab MENTARI!!! " ucap Langit

"Aaa-aku lupa meminumnya..."ucap Mentari terbata

Mentari yang awalnya memberanikan diri melawan Langit kini menciut. Sikap Langit lebih mendominasi membuat Mentari tidak berdaya dibuatnya ketika pria itu menggertak.

"Benarkah? Atau ini hanya akal-akalan mu saja untuk membalas dendam?" tuding Langit semakin menajamkan tatapannya.

Karna tidak menutup kemungkinan wanita itu ingin merusak reputasinya dengan cara seperti ini. Dan ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Dengan cepat Mentari menggeleng, membantah tudingan Langit, Tidak ada sedikit pun dalam pikirannya untuk melakukan balas dendam walau perbuatan pria itu sudah sangat keterlaluan padanya.

Langit menghela napas kasar.

"Aku tanya sekali lagi. Anak siapa yang kamu kandung? Ayoo jawab! " ucap Langit tegas

Lagi-lagi Langit kembali menanyakan itu. Ia tidak yakin anak yang dikandung Mentari benar-benar darah dagingnya karna ia menyamakan Mentari seperti wanita penghibur lainnya yang selalu siap melayani pria di atas ranjang.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang