Part. 49✨21+

14K 350 45
                                    

1bulan Kemudian..

Akash Dari Malam Menginap Di Rumah Villa Oma Opa nya.

Pukul 07.00

Langit Dan Mentari sedang Berada Di Dalam Kamar Langit Akan Siap siap Pergi Ke Kantor.

"Sayang..." Panggil Langit

Mentari menghembuskan nafas kesal. Sedari Menikah Sifat Langit Menjadi Manja tidak pernah ada habisnya.

Mentari menatap Langit dari kaca riasnya.

Langit sedang mengancingkan kemeja putih yang melekat indah di tubuhnya, dada bidangnya bahkan sampai terbentuk.

Mentari meneguk ludah kasar, mengapa saat ini Langit seperti menggodanya.

Rambut yang masih acak-acakan, lengan kemeja yang masih Langit lipat hingga siku, dan fokus Mentari ada pada bagian bawah tubuh Langit yang menonjol itu.

"Liatin apa, Sayang hmmm?" Tanya Langit

Mentari mengerjapkan matanya, ia langsung pura-pura memakai bedaknya padahal ia sedari tadi sudah memakai bedak.

Usapan di lengannya membuat Mentari mendongakkan kepalanya.

Langit langsung mengecup kening dan bibir milik Mentari.

Mmmwuuuahh

Langit memejamkan matanya saat kecupan Langit di keningnya terasa begitu dalam.

Mentari membuka matanya saat merasakan kecupan Langit terlepas.

"Sayang Pasangin dasi aku."ucap Langit Manja

Dengan cepat Mentari berdiri. Mentari membalikkan tubuhnya dan wajahnya langsung menghadap dada bidang Langit.

Mentari meneguk ludahnya susah payah, dada di hadapannya ini begitu menggoda. Tapi, kesadarannya pulih kembali saat ia merasakan tiupan nafas Langit di depan wajahnya.

"Jangan nengoin sampai kayak gitu dong. Aku malu loh."ucap Langit Menggoda dan Tersenyum Nakal.

Mentaru mendongak, ia mulai memasangkan dasi di leher Langit dengan cekatan.

"Siapa suruh punya dada yang bagus, aku kan jadi gimana gitu liatnya."ucap Mentari Frontal

"Enakan dada kamu, empuk, kenyal, ahh..."ucap Langit Lebih Frontal

Mentari dengan kesal mengencangkan simpulan dasi itu hingga menyekik leher Langit. Langit pun membulatkan matanya.

"Kamu mau bunuh aku gitu?"ucap Langit

"Ya habisnya kamu sih, ngomong dijaga kek, malu tau."ucap Mentari

"Dah siap!" Mentari menepuk beberapa kali dada Langit sambil tersenyum manis melihat hasil simpulan dasinya yang rapi itu.

"Yok, sarapan, aku laper Sayang." Mentari mengangguk.

Mentari berjalan ke arah ranjang untuk mengambil jas milik Langit.

"Kamu nanti pulang jam berapa?"Tanya Mentari

"Gak tau, jadwalnya belum jelas."ucap Langit

Langit mengacak pelan rambut Mentari saat melihat wajah Mentari istrinya yang cemberut itu.

"Jangan cemberut, cantiknya hilang loh."ucap Langit

"Langit ii jangan gitu!" Bukannya meminta maaf Langit malah mencium pipi Mentari yang menggembung.

Satu kebiasaan Mentari dari dulu yang selalu Mentari lakukan saat sedang kesal, menggembungkan pipinya.

"Maaf, Sayang." Ucap Langit, dan Mentari hanya bisa mengerucutkan bibirnya saja.

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang