Part. 38✨

6.1K 366 83
                                    

Pukul 07.30

"Metariiii"teriakk Langit

Langit sangat terkejut bahkan langsung terbangun dari tempat tidurnya ketika tidak menemukan sosok Mentari di sampingnya.

Semalam Langit tidur sambil memeluk Mentari tapi sekarang Mentari tiba-tiba hilang.

Dengan langkah sempoyongan karna rasa kantuk yang masih mendera serta pandangan mata yang tampak kabur Langit keluar dari kamar yang entah sejak kapan tidak terkunci.

Jantung Langit berdetak tak karuan dengan raut wajah yang terlihat panik.

Langit takut Mentari kembali kabur dan meninggalkannya.

Langkah Langit langsung terhenti ketika melihat Mentari tengah sibuk membuat sesuatu di dapur.

Hatinya merasa lega mendapati Mentari masih berada di apartemen ini.

"Ehhhh..."

Mentari tampak terkejut bahkan hampir menjatuhkan roti tawar yang ia pegang.

Langit memeluk Mentari begitu erat dari belakang, Menghirup dalam aroma tubuh Mentari yang sudah menjadi candu.

"Aku kira kamu akan kabur lagi..." lirih Langit yang tersirat ketakutan.

Cukup 5 tahun Langit tersiksa akan perpisahan yang membuat hidupnya tak tenang.

Mentari menoleh ke samping di mana Langit menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Mentari.

"Bagaimana bisa aku kabur. Kamu mengunci apartemen ini," balas Mentari sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Langit.

"Lepaskan aku Langit."ucap Mentari

Mentari tak nyaman dengan pelukan Langit, Dengan hati terpaksa Langit melepaskan pelukannya.

Hati Langit merasa bahagia Mentari masih bersamanya.

Langit mungkin akan gila bila Mentari kembali meninggalkan dirinya.

Apalagi keberadaan Mentari sangat sulit dilacak.

"Sedang membuat apa?" tanya Langit menatap roti tawar yang Mentari pegang.

"Aku tidak membuat apa-apa, hanya sedang memakan roti. Perutku sangat lapar, hanya roti ini yang aku dapatkan di apartemen ini."ucap Mentari

Mentari mulai memakan roti tawar yang ia olesi selai kacang.

"Aku akan minta Neyl membelikan makanan untukmu."ucap Langit

Mentari dengan cepat menggeleng.

"Tidak perlu. Aku ingin langsung pulang."ucap Mentari

Mata Langit langsung membulat.

"Ini masih pagi, masih ada waktu_"ucap Langit terpotong

"Aku sangat mengkhawatirkan anakku. Sedangkan kamu hanya memikirkan diri sendiri."ucap Mentari pedas

Ucapan Mentari yang tersirat sindiran membuat hati Langit tersentil.

Langit terdiam beberapa saat sementara Mentari buru-buru menghabiskan roti di tangannya.

Seharusnya pukul 06:00 pagi , Mentari sudah pulang ke Rumah nya tapi Langit mengunci akses keluar dari apartemen ini.

"Kalau begitu aku bersiap-siap. Aku akan mengantarmu pulang, aku juga ingin melihat anakku," ucap Langit begitu semangat.

Langit beranjak dari hadapan Mentari namun langkah kakinya terhenti ketika Mentari kembali melontarkan ucapannya.

"Apa kamu yakin anakku akan menerimamu?"ucap Mentari

LANGIT DAN MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang