ayah

13 4 0
                                    

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

      Jam sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam tatkala perempuan itu terbangun. Ia mengusap wajahnya sesaat lantas menoleh ke arah sekeliling, belum ada tanda-tanda seseorang yang begitu dinantinya akan segera pulang.
       Yuna menghela nafas sedikit panjang,
'Mungkin sebentar lagi' gumamnya dalam hati mencoba menghibur.

      Perempuan itu menoleh ke arah seorang anak kecil yang kini tengah tertidur pulas di pangkuannya. Bocah itu benar-benar bersemangat menunggu kedatangan sang ayah bahkan hingga pada akhirnya ia pun tertidur juga di ruang tamu.

   Dengan lembut dan hati-hati, yuna menggendong haikal untuk memindahkannya ke kamar bocah itu.  Namun baru beberapa langkah kakinya memasuki kamar haikal, anak itu sudah terbangun,

       "hm? ayah sudah pulang kah bunda??",

      Yuna hanya tersenyum sambil menggeleng kecil, "belum.. mungkin sebentar lagi ayah pulangnya, adek tidur dulu ya",  jawabnya sambil membaringkan haikal ke atas tempat tidur lantas mengelus kepalanya agar anak itu lekas tertidur kembali.

    Namun bukannya kembali tidur haikal malah semakin terjaga, ia menatap ke arah yuna yang sudah terlihat lelah dan mengantuk, "bunda capek ya?, bunda tidur saja biar adek yang tungguin ayah pulang", ucapnya sambil menghentikan gerakan tangan bunda di puncak kepalanya,

"eh? hm.. nggak usah, adek tidur saja besok kan adek sekolah",

    Haikal menggeleng pelan, "bunda juga tidur yah",

   Yuna pun ternenyum mengangguk sambil kembali mengelus lembut pangkal hidung dan dahi haikal dengan ujung jarinya, "iya ini bunda juga mau tidur kok sambil nungguin ayah.. cepet-cepetan bobo yok", ajaknya.

       Beberapa menit berlalu, terlihat perempuan itu sudah memejamkan mata namun tangannya belum berhenti mengelus ujung kepala putranya. Di sisi lain haikal malah terlihat masih terjaga dan hanya diam menatap ke arah yuna.

   "Hm?", yuna yang merasa diperhatikan pun akhirnya membuka mata, "kok adek belum tidur juga?, ayo.. lomba tidurnya sudah dimulai loh",

   Haikal menggeleng pelan,"Mm.. tidak, ikal haus bunda", ucapnya dan lantas beranjak dari tempat tidur nya untuk mengambil segelas air.
   Yuna mengangguk dan lantas mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit kamar. Ia tidak tahu kenapa tapi suasana hatinya terasa tidak nyaman malam ini.
       Andhika bilang kalau ia akan menghubunginya nanti jika sudah mau sampai di rumah, namun sampai kini tidak ada 1 pun panggilan telfon yang ia terima dari lelaki tersebut.

   Perempuan itu menoleh ke arah ponsel kecil yang tergeletak di atas meja, ia meraih benda tersebut dan mengecek isinya, berharap mungkin andhika sudah menelfonnya saat ia masih tertidur tadi. Namun meski demikian, perempuan itu menemukan log panggilannya masih kosong, andhika sama sekali belum menghubunginya
      "hufftt..", yuna menghela nafas panjang dan bersamaan dengan itu terdengar suara haikal memanggilnya pelan dari arah ambang pintu.

    "Bunda..",

"Hm?", perempuan itu menoleh.

   "Makanan yang bunda siapkan buat ayah sudah dingin", gumam bocah itu.
     Yuna hanya terdiam sesaat lantas tersenyum tipis, "iya, ngga papa.. bunda bisa masak lagi nanti", lantas perempuan itu menepuk-nepuk kasur di sampingnya, "sini, adek bobo lagi yuk",

  Haikal pun menurut dan pergi ke arah tempat tidurnya kembali.

   "Bobok.. besok adek sekolah, ketemu ibu guru sama ara lagi",
  Dan bocah itu langsung tersenyum manis, "iya, besok sekolah adek bisa minta diantar ayah", gumamnya riang.

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang