play with my friend.

28 7 0
                                    

"lama banget?", tanyaku sambil berjalan beriringan dengan haikal setelah ia melangkah keluar dari dalam masjid.

"do'ain kamu dulu ra, siapa tahu kamu berubah menjadi anak sholeh, pinter, berbakti kepada orang tua, baik hati dan rajin menabung", jawab haikal beralasan apa adanya.

"hah", aku mendelik ke arahnya. Tapi haikal malah berpura-pura tunanetra, aku tahu itu.
"mm~ memang kita mau kemana sih kal?", tanyaku lagi untuk kesekian kalinya.

Haikal tampak mengenakan jaketnya,
"hyaa, kepo ya?", tanyanya bernada.

"tapi~ semua ongkosnya ikal yang bertanggung jawab", ucapku mewanti lagi dengan tambahan syarat.

"of course, why not?", jawab Haikal mantap sambil tersenyum lebar, lantas ia mempersilakanku menaiki sepeda motornya setelah selesai dan memakai helm.

"berarti~", ucapanku terjeda sesaat tatkala aku melangkah naik dan membonceng di belakang haikal, "ikal udah gajian dung?",

"nggak, habis jualan tadi", jawab pemuda itu sanbil menyalakan motornya dan kendaraan yang kami tumpangi pun melaju.

"Heh?", Tanyaku kurang yakin.

Haikal mengangguk-angguk beberapa kali, "iya.. jual pulau, lumayann",

Ekspresi wajahku pun langsung berubah.
Ngga bahaya tah??

"Kenapa temanku se-absurd ini tuhan?", Gumamku dan berharap haikal mendengarnya, namun kenyataannya ia tidak terpengaruh olehku.

Motor terus melaju membaur di tengah jalan raya dan melaju dengan kencang. Haikal semakin menambah kecepatan sepeda motornya hingga keluar dari radar amanku.

"pelan-pelan aja lah woi kal", ucapku panik sambil menggerak-gerakkan bagian samping jaket pemuda itu yang sedang kupegangi.

"hm, biar cepet", jawab haikal singkat dan malah semakin memacu kecepatan sepeda motor mendahului 2 buah kendaraan berat yang berjejeran di depan kami. Dan itu membuat Haikal hampir menyerempet sebuah truk yang melaju dari arah berlawanan.
"IKAAALLL!!!!", teriakku histeris tertahan sambil mencengkram erat jaket samping perutnya.

Pemuda itu membelokkan stang kemudi dan menyelip diantara 2 buah bus rombongan pariwisata lain yang melaju di kanan-kiri kami.
Aku sempat melihat sekilas bagaimana tatapan para penumpang kedua bus pariwisata besar itu yang memandang heran kearah pesepeda motor yang sedang kesurupan Valentino Rossi ini. Aku langsung memejamkan mata dan menyembunyikan wajahku di balik coat jaket haikal karena malu.

VRROOOOMMMM!

Motor milik haikal sukses melaju mendahului kedua bus sebelumnya dan berhasil menembus lampu kuning yang hampir berubah warna menjadi merah 1,5 detik lagi.

"yes...", gumam haikal kecil. Motor pun kini berbelok ke arah kanan di sebuah persimpangan jalan dan sekarang berada di jalur lain yang lebih lenggang dari kendaraan kendaraan besar menakutkan seperti tadi.

"hahaa, takut banget ya ra sampai meluk ikal erat banget begini?", tanya Haikal sambil mengedikkan bahunya membuat kepalaku terangkat setelah sekian lama aku menunduk bersembunyi di belakang punggungnya.

"ini bukan pertandingan balap motor, gobl*k!!", umpatku serta-merta langsung melepaskan pegangan tanganku darinya dan memukul sahabat tololku itu berkali-kali.
Haikal tersenyum lebar, "nggak papa ra ngga papa, asal nggak ketahuan sama polisi",

"nanti kalau kecelakaan gimana? baru juga tadi pagi kecelakaan sekarang ikal udah kebut-kebutan lagi di jalan raya!",

"Wuahahah", Haikal sedikit menurunkan kecepatan motornya,

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang