walk away

16 4 0
                                    

◇◇◇◇◇

      "Bastardis..", rutuk perempuan itu pelan sambil menyeka keringat didahinya. Ia berjalan cepat menghindari kerumunan beberapa siswa yang sedang jam istirahat kali ini.

      "Raa?", panggil seseorang dari kejauhan dan rupanya itu adalah sasha. Luna yang berada didekat perempuan itu pun juga tampak ikut-ikutan berteriak memanggil nama gadis tersebut.

      Ara menoleh dan berisyarat cepat dengan sebelah tangannya.

     Jihan yang berada diantara sasha dan luna pun tampak mengerutkan alis, "kenapa dia?", tanyanya entah bermonolog atau tidak.
Sasha masih terdiam saat ara berbalik pergi dan kembali berisyarat kecil agar mereka kembali saja kekelas tanpa perlu mengikutinya.

     "Dia minta waktu sebentar", gumamnya.


....

     "Hmm...", hembusan nafas panjang gadis itu terdengar di tengah keheningan sebuah tempat disalah 1 sudut sekolah kala itu. Ara melepaskan kedua sepatunya yang sudah basah dipenuhi oleh cairan jus yang membuat kakinya lengket.
     "Astaga, dasar betina menyusahkan saja..", gumamnya pelan menahan emosi.

     Perempuan itu pun segera membersihkan sepatunya dan melepaskan kaos kaki yang ikut terkena oleh jus sebelumnya.
Beberapa saat yang lalu, saat ia barusaja meninggalkan kelas, sasha yang kepo dengan pengumuman baru di mading sekolah pun heboh dan langsung mengajaknya pergi kesana.

      Awalnya semua berjalan normal, namun beberapa murid mulai memenuhi tempat itu bahkan hingga saling berdesak-desakkan. Ara yang berpikir untuk lebih baik menyingkir saja malah terdorong oleh gerombolan anak-anak lain, membuatnya tanpa sengaja menginjak sepatu seseorang.
      Sedikit lebih fatal, rupanya orang yang ia injak sepatunya itu terlalu pendendam untuk mau memaafkan ara. Anak salah satu pejabat besar di kota ini yang dikenal angkuh oleh teman-teman disekitarnya, devina lingga raespati atau yang biasa dikenal dengan panggilan vina.

      Ara terpaksa meninggalkan kerumunan juga sasha dan teman-temannya, beruntung tidak ada seorang pun dari mereka yang menyadari tentang sepatu kotornya.
       Sedikit merepotkan memang tapi begitulah, ia tak mau jika nanti teman-temannya malah memperbesar masalah dengan tidak terima atas perlakuan vina sebelumnya lantas menuntut, maka sudah pasti permusuhan diantara mereka akan semakin melebar dan menjadi-jadi.
         Yeah, lupakan saja daripada mendapat surat cinta dari guru bk.

       "Ara saja yang berurusan seorang sendiri dengan si brengsek itu sudah kehilangan kesabaran dan repot, apalagi nanti jika teman-teman juga harus kena, hmm.. ara ngga mau itu",
      gumam gadis itu sementara kedua tangannya bergerak menyeka beberapa bagian di sepatunya menggunakan tisu agar setidaknya mengurangi kadar air disana.

        Ara sendiri sekarang berada jauh dari keramaian dan siswa di sekolah ini, di sebuah tempat kosong yang cukup dekat dengan gudang peralatan olahraga. Ada kran air di sana jadi gadis itu bisa membersihkan sepatu kotornya dengan nyaman.

      Setelah selesai membersihkan sepatunya, ara menatap jarum jam pada arloji ditangannya sesaat, masih tersisa cukup waktu untuk ia mengangin-anginkan sepatu setengah basahnya itu di bawah terik matahari.
     Gadis itu pun beranjak dan mencari sebuah tempat untuk menjemur sepatu dan ia berhasil menemukannya. Dibelakang gudang alat olahraga yang sedikit memojok dari area lapangan basket sekolah.
     Oke.. disana cukup panas untuk menjemur dan ada tempat teduh untuk ara bisa bernaung sambil menunggui sepatunya.

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang