enigma separuh

16 5 0
                                    

◇◇◇◇◇

      Aku terbangun dari mimpi buruk tersebut, "Hhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Aku terbangun dari mimpi buruk tersebut,
"Hhhh... Hhh, mm?", Kulihat ke samping dan mendapati bunda yang masih setia berada di sana.

    "mimpi buruk lagi?", Tanya bunda kemudian. Aku tak langsung menjawab, kurasakan sesuatu yang dingin menempel di kepalaku, kuraba bagian itu dan mendapati sebuah plester kompres gel di sana.

     "Mmm.. i, iya bunda", jawabku pelan kemudian, "siapa yang antarin ara pulang sampai rumah tadi?", Ucapku berubah menjadi pertanyaan.

    "Ikal sama pak jumadi", jawab bunda kemudian sambil merapikan helaian rambut berantakan yang menjuntai di depan wajahku.

     Ah ya.. Sudah pasti, pak jumadi adalah satpam di sekolah kami, dan seperti biasa, nomor kontak darurat haikal ada di hape pria paruh baya itu.

     "Mmm.. Sudah berapa lama ara tidurnya bunda?", Tanyaku sejenak dan buru-buru mencari keberadaan jam di kamar ini.
     Bunda tampak memegang bagian pelipis dan leherku lembut sesaat mengecek suhu tubuhku yang mulai menurun.
"Dari kemarin siang ara pingsannya", jawab bunda kemudian.

     Mataku sedikit membulat, "heh??",

    "Iya, kalau masih belum sehat, besok kakak izin dulu ya",

"Ngg... nggak usah bunda, mungkin besok sudah normal suhu badannya",

     "Hmm... ayah sampai bingung, barusaja ayah mau telefon dokter atau bawa kakak ke RS",

   "Nggak, nggak perlu bunda", potongku lagi cepat dan bersamaan dengan itu pintu kamarku terbuka, menampakkan sosok ayah disana.
     "Oh?",
Ayah menaikkan sedikit alisnya dan tampak menghela nafas lega, tak berselang lama pria itu pun mendekat ke arahku.

    "Kok bisa pingsan?, Kemarin pagi sepertinya berangkat sekolah masih sehat sehat saja?", Tanya ayah heran. Sebenarnya pun aku juga sama herannya dengan diriku hari itu dan hanya mampu menggeleng sambil tersenyum kecil.
    "Mwehehh, nggak tahu yah.. tapi suhu badan ara sudah normal kok, ara sudah tidak ngerasa pusing lagi", jawabku dengan baik mencoba untuk menenangkannya.

    Lelaki itu hanya diam menatap kearahku sesaat, bunda tersenyum kecil dan tiba-tiba tangan ayah maju mengelus kepala dan mencium keningku lembut.

     "??", Kedua alisku naik bersamaan, aku hanya bisa diam menatap ke arah ayah bahkan saat pria itu juga diam menatap ke arahku.

    Hmm... Kecupan tadi, Aku sudah lama sekali tidak mendapatkannya dari pria itu
Ayah yang selalu jauh dan tak bisa selalu berada disampingku,

     Jadi seperti ini kah?
Apakah aku terlalu terlambat menyadarinya, Jika sebenarnya rasa kasih sayang mereka itu selalu sama dan tak pernah berubah?,

      Ayah yang bahkan masih mengecup keningku meskipun aku sudah sebesar ini, kupikir aku tak akan pernah mendapatkannya lagi tapi ternyata salah,

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang