23

44.3K 3.5K 57
                                    

Azlyn terlihat terengah-engah di tidurnya. Pada wajahnya, mulai terlihat peluh yang membasahi kulit. Terlihat sesekali bergerak gelisah, seperti berusaha bangun dari mimpi buruk yang menyakitkan. Kedua tangannya mencengkram kuat selimut yang ia kenakan, matanya terpejam rapat hingga menimbulkan kerutan. Apa yang sedang dia impikan?

Di alam bawah sadarnya, sedang terlintas begitu banyak kenangan acak yang tidak beraturan seperti kaset rusak. Adegan demi adegan terpampang menghujani ingatannya. Terlihat buram, namun dia tau adegan itu pernah ia alami. Terasa nyata, seperti masuk dan menjalani sakitnya dua kali.

Begitu runyam rasanya di dalam sana. Banyak air mata dan usaha yang melelahkan ikut terbawa ke dunia nyata. Hingga satu adegan yang cukup menyesakkan dada membuatnya membuka mata. Azlyn menelisik, melihat sekelilingnya dengan seksama, untuk merasa yakin saat ini dia sudah aman.

 Azlyn menelisik, melihat sekelilingnya dengan seksama, untuk merasa yakin saat ini dia sudah aman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azlyn mendudukkan dirinya, mengahapus peluh dan air matanya. Apa-apaan itu? Mimpi? Aku rasa bukan. Batinnya.

Karena rasanya sangat nyata. Bagaimana ia terbaring di berangkar rumah sakit, terlihat lemah, atau mungkin sedang sekarat. Lalu berpindah ke gambaran dia sedang menangis, memohon-mohon pada seorang lelaki, entah untuk apa, yang pasti sesaknya masih terasa sampai saat ini. Lalu berpindah lagi ke gambaran di mana dia tengah disiksa oleh seorang pria tua yang wajahnya tidak terlihat jelas, dipukul, ditendang bahkan ada gambaran dimana kepalanya dibenturkan ke pintu beberapa kali. Sangat sakit, semua gambaran yang muncul serasa seperti mimpi buruk yang pernah menjadi kenyataan.

Azlyn beranjak, berjalan lemah menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Di pantulan cermin itu dia menatap lekat dirinya sendiri. Azlyn menyugarkan rambut bagian kepala kirinya, ada bekas luka di sana. Tepat di posisi yang sama saat kepalanya dibenturkan oleh orang tua itu.

Apa semua itu ingatan Azlyn yang asli? Apa dia sedang berusaha mengirimkan penggalan ingatan-ingatannya sebelumnya? Tapi, ada tapi yang begitu besar yang membuatnya merinding takut saat ini.

Jika memang itu adalah kenangan Azlyn yang asli, mengapa Lily terasa seperti mimpi? Seakan tubuh ini memang sedari awal adalah miliknya, dan Lily hanyalah sebuah mimpi indah yang sedang ia buat untuk menghibur diri. Kabur sesaat dari takdir yang membuatnya serasa ingin mati dan semua itu ia lampiaskan melalui mimpi.

Seakan jiwanya dapat bertransmigrasi ke tubuh yang ingin ia tempati. Memulai menjalani hidup di tubuh yang ia hendaki. Dan tubuh itu adalah Lily.

Azlyn menunduk frustasi. "Who am I, really?"

~

Theo dan Cairo sedang dalam perjalanan menuju tempat yang Theo tidak tau lokasinya. Dia hanya mendapat instruksi dari Cairo saja. Kali ini mereka duduk bersebelahan di kursi penumpang dan kemudi. Anak kecil itu tengah asyik dengan coretannya di sebuah kertas putih, ternyata tas itu berisi alat-alat gambarnya. Lihat kan? Dia sangat mirip denganmu. Batin Theo.

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang