Kring!
Bel itu kembali bergemericik karena dorongan pintu dari luar, menandakan datangnya seorang pelanggan.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Sapa ramah seorang wanita. Cairo masuk di temani oleh Hengky, jalan beriringan dengan posisi Cairo menggenggam tangan pria itu.
"Hallo, kami ingin mencari bunga untuk menjenguk orang yang sedang sakit, apakah ada rekomendasi?"
"Tentu ada tuan, bagaimana dengan satu bouquet bunga aster? Warna bunga yang dipadukan cerah dan pastel membuat bunga ini menjadi lambang kasih sayang dan penuh cinta. Karena kelopak bunganya yang juga mirip seperti daisy membuat perasaan saat melihatnya menjadi setentram musim semi." Jelas wanita muda itu semangat dan kelewat ramah. Seperti seseorang yang baru saja memenangkan lotre.
"Bagaimana, tuan muda? Anda mau?" Tanya Hengky memastikan selera Cairo sebelum mengiyakan pilihan wanita itu.
Mendengar penjelasan wanita itu tentang makna dari bunganya membuat Cairo pun mengangguk setuju.
"Baik, kami ambil bunga itu."
"Pilihan yang tepat, tuan. Saya akan membungkusnya segera, maaf jika memakan waktu, saya akan menyelesaikan pesanan bunga ini terlebih dahulu."
"Tidak apa-apa, kami akan menunggu." Hengky menggandeng Cairo, hendak membawanya untuk duduk di dekat pintu belakang. Namun sebelum beranjak, Cairo sedikit menarik tangan lelaki itu, seakan mengisyaratkannya untuk menunduk melihatnya.
Cairo memberika tatapan seakan berkata 'Apa dia orangnya?', namun Hengky menggeleng, membuat Cairo melipat bibirnya kecewa.
"Paman, aku ingin melihat-lihat bunga sebentar." Ucapnya sebelum mendudukkan diri di kursi tunggu.
"Baik tuan muda, tapi jangan sampai keluar ke jalan raya, ya?" Cairo mengangguk paham.
Kakinya pun mulai melangkah menyusuri toko bunga itu, mulai dari posisinya duduk hingga ke belakang toko. Melihat berbagai macam bunga segar yang terpajang. Tidak hanya bunga, di sana ada beberapa tumbuhan yang tidak dia tau apa namanya juga beberapa lukisan yang mengiasai dinding untuk memperhidup ruangannya.
Cairo terus melangkah dan melangkah hingga saat ini dia berada di luar toko, melihat bunga yang di pajang di depan jendela. Berbeda dengan yang di dalam, bunga-bunga yang di pajang di luar toko belum di rakit dengan cantik. Hanya memperlihatkan jenis-jenis bunga yang berkumpul bersama sejenisnya di dalam sebuah wadah berwarna hitam.
Cairo sedikit mencondongkan tubuhnya, ingin menghirup wangi salah satu bunga yang berwana biru langit. Cairo menarik nafas panjang, menghirup rakus wangi bunga itu yang tidak terlalu pekat, namun cukup membuatnya puas.
Merasa cukup berkeliling, dia pun melangkah pergi. Namun, karena tidak hati-hati, Cairo tanpa sengaja menyenggol sebuah ember berisikan bunga hingga menggelinding ke trotoar. Karena panik, dia pun bersikap impulsif, berlari hendak meraih ember itu.
Brak!
Berdengung. Itu yang sedang dia rasakan. Telinganya mengeluarkan suara 'nging' yang cukup lama, padahal dia tidak merasa ada yang menabrak tubuhnya. Samar-samar, dia mendengar suara orang-orang yang sepertinya menyaksikan aksinya tadi. Beragam suara yang terdengar khawatir, panik dan marah bercampur aduk memasuki pendengarannya.
Namun anehnya, suara mereka tak juga terdengar jelas, padahal dengungan telinga sudah hilang, seperti memang di redam oleh sesuatu. Cairo memberanikan diri membuka matanya pelan. Aneh, apa dia buta? Atau kejadian itu membuat pengelihatannya terganggu? Yang jelas, saat ini dia hanya melihat sebuah kain berwarna cream sedang menghalangi pengelihatannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
RomansaLily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langganan para kalangan atas. Dia juga pernah menerima tawaran menjadi salah satu designer yang mewakili n...