34

30K 2.6K 73
                                    

Cukup memakan waktu untuk bersiap sesuai dengan dress code yang tertera di undangannya, apalagi harus berdandan serba cepat agar tidak memakan waktu lama, membongkar lemari untuk mencari gaun yang sesuai selera, mengatur rambutnya agar cocok dengan model gaunnya, akhirnya Azlyn siap menuju pesta.

Di perjalanan, degup jantungnya sudah mulai tak karuan. Apa yang akan dia temukan? Jawaban apa yang sebenarnya telah orang asing itu siapkan? Mengapa juga harus pesta? Orang itu bisa saja memberikan jawabannya disisa bagian kosong pada kertas itu.

What a waste of time. Gerutunya.

Azlyn melirik arloji yang ia kenakan, sudah pukul 21.40. Acara sudah mulai sedari pukul 8 malam, semoga saja belum terlambat.

Seketika ia terpikir, jika ia datang dari pintu utama, maka kakaknya akan tau dia kabur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika ia terpikir, jika ia datang dari pintu utama, maka kakaknya akan tau dia kabur. Jadi? Bagaimana? Jalur belakang? Sepertinya itu jawabannya. Azlyn menginjak gas semakin dalam, ingin secepatnya sampai. Walaupun ada peluang jika ini semua adalah omong kosong karena surat itu datang dari orang yang sama sekali ia tidak tau, namun, jauh dalam hatinya, dia optimis.

Berbeda dengan tamu undangan yang datang dari Lobby, Azlyn tetap melaju lurus menuju parkiran basement. Suasana masih terlihat ramai, beberapa petugas valet masih terlihat sibuk mengatur kendaraan yang datang dan pergi. Kesempatan emas pun ia dapatkan ketika satu kendaraan pergi meninggalkan posisi. Azlyn langsung memarkirkan mobilnya dan memutuskan untuk diam sejenak, menelisik sekitar.

Setelah kurang lebih 10 menit, kebetulan yang tak terduga pun datang. Disana, ia melihat dua sosok yang menjadi kekhawatirannya. Emily dan Uziro terlihat meninggalkan gedung, berjalan menuju mobil yang telah menunggu mereka di pintu keluar. Namun anehnya, raut wajah mereka terlihat sangat serius seperti pasangan yang baru saja berselisih, dan yang tak kalah aneh adalah, mereka keluar dari sisi paling ujung dari bangunan itu, tangga darurat. Mengapa mereka menggunakan tangga darurat?

"Apa yang terjadi?" Monolognya. "Apa mereka bertengkar? Aku tidak pernah melihat mereka bertengkar sebelumnya. Ck! Terserahlah." Azlyn pun dengan cepat menunduk ke sisi kursi penumpang ketika dua orang itu terlihat menoleh kanan dan kiri untuk menghindari kendaraan yang lalu lalang. Hampir saja.

Sedikit ada rasa tak tenang dalam dirinya memikirkan bagaimana reaksi mereka nanti ketika melihat apartemen kosong. Tetapi Azlyn berusaha tidak perduli, jika malam ini adalah satu-satunya kesempatan yang ia punya untuk mengetahui rasa penasarannya sebelum ke Jepang, maka akan ia lakukan.

Setelah mobil yang membawa Emily dan kakak iparnya melaju pergi, Azlyn kembali ke posisi duduknya dan mulai membuka mantel hitamnya, memperlihatkan gaun yang ia kenakan untuk malam ini. Gaun yang entah mengapa langsung menjadi pilihannya setelah melihat sekilas. Padahal bisa dikatakan ia tidak terlalu suka dengan warnanya. Untuk apa ia kenakan jika tidak menyukai warnanya? Karena ia merasa kepercayaan dirinya meningkat ketika melihat warna kain itu beradu dengan kulitnya. Ya, Begitulah.

Who Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang