Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langganan para kalangan atas. Dia juga pernah menerima tawaran menjadi salah satu designer yang mewakili n...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria itu mengangkat satu gelas kopi yang entah sudah keberapa ia tenggak, memperhatikan layar-layar pipih yang berjejer rapi di hadapannya dengan seksama. Menampilkan begitu banyak rute, lokasi dan posisi yang berbeda.
Apa yang sedang ia lihat? Atau, apa yang sedang ia awasi?
Sudah berhari-hari dia disini, mengatur dan mengarahkan sosok yang sedang dalam pantauannya menuju jalan yang ia ketahui. Tugasnya disini hanya duduk dan mengandalkan mata juga otaknya, sementara sosok itu yang akan menjadi eksekutornya.
Sudah lelah ia menawarkan diri agar dia saja yang turun ke lapangan dan menghadapi semua yang menjadi targetnya, namun sosok itu tetap menolaknya menatah-mentah. Apa sosok itu tidak percaya dengannya? Sepertinya tidak, karena ini bukan tentang kepercayaan, tapi tanggung jawab. Tanggung jawab seorang pria yang sedang melindungi keluarga kecilnya.
Brak!
Bunyi pintu yang dibuka dengan kasar.
Tibalah sosok yang sedang ia nantikan kehadirannya. Pria itu beranjak dengan raut wajah yang normal dan gelagat yang sepertinya sangat hafal juga terbiasa dengan situasi apa yang akan ia hadapi. Tanpa merasakan perasaan panik yang membuatnya terburu-buru, ia justru berjalan santai mengikuti kemana sosok itu pergi seraya membawa sebuah kotak P3K dalam genggamannya, menuju kamar steril dimana segala macam cara pengobatan telah ia lakukan, sendirian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di sana, pria itu berjongkok, menyamakan posisinya dengan sang alasan ia mulai mengulur kain kasa saat ini.
"Sisa 2 orang lagi." Ucapnya membuka obrolan. Mungkin dengan adanya kabar ini membuat sosok itu sedikit terhibur.
Karena tidak adanya sahutan, pria itu melirik sosok yang tengah terengah-engah dengan kondisi yang sudah sangat berantakan. Bahu lebar nan tegap itu tak dapat berbohong akan betapa lelahnya ia saat ini.
"Biarkan aku yang mengurus sisanya, anda istirahat saja." Lanjutnya, menuangkan alkohol ke atas kapas yang akan ia gunakan untuk membersihkan luka-luka itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.