Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langganan para kalangan atas. Dia juga pernah menerima tawaran menjadi salah satu designer yang mewakili n...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maya menatap kosong kursi yang berada di depannya. Kursi yang beberapa saat lalu terisi oleh pria yang kamarin lusa mengajaknya makan malam.
"Heh!" Sungutnya entah untuk keberapa kalinya.
Selama mereka makan malam, Alister sama sekali tidak memuji penampilan Maya, tidak mengajaknya mengobrol sebegaimana harusnya, menjawab pertanyaan Maya seadanya, bahkan dia tidak menjemputnya di apartemen dan meminta untuk bertemu langsung saja di restoran.
Malam yang sangat menyebalkan!
Tidakkah pria itu tau berapa lama waktu yang dia habiskan untuk berdandan secantik ini? Dia bahkan rela mengambil sedikit tabungannya untuk menambah biaya membeli dress dan tas mahal ini lalu berakhir tidak mendapatkan komentar apapun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia pergi dengan alasan Classic dan meninggalkannya disini sendirian dan tidak menawarkannya tumpangan!
"What a day!" Gerutunya melempar serbet putih itu ke atas meja. Untung saja makanannya enak dan sudah dibayar, kalau tidak, itu akan menambah daftar pada hari terburuk sepanjang hidupnya.
Maya memutar pergelangan tangannya untuk melihat waktu. Baru pukul 9 malam, mereka hanya satu jam bertemu. Alister tidak seperti ini sebelumnya, dia yang disini beberapa saat lalu sangat berbeda dengan Alister yang dia kenal 6 bulan lalu.
Apa ini karena Alister bertemu dengan wanita itu? Iya, pasti karena itu.
Siapa wanita itu? Mengapa dia dipanggil Mama oleh Cairo? Bukannya istri tuan Martin sudah lama meninggal? Apa dia benar babysitter-nya? Tapi kenapa muda sekali. Bahkan wanita itu terlihat lebih muda dari dirinya.
Argh!! Tidak tau! Tidak tau! Aku mau pulang saja. Gerutunya.
Maya mengenakan mantelnya dan beranjak keluar restoran. Niatnya, dia akan langsung pulang, namun sepertinya pukul segini ayah tirinya masih terjaga, membuatnya enggan untuk pulang cepat, padahal dia sangat lelah seharian ini dan ingin segera tidur.
Tiiiinnn!!
Maya dengan sigap langsung melangkah mundur ketika mendengar suara klakson mobil yang sedang melaju saat dia hendak menyebrang. Gerakan refleks itu membuat kakinya tidak siap menahan beban dan berakhir terjatuh di pinggir trotoar.