Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langganan para kalangan atas. Dia juga pernah menerima tawaran menjadi salah satu designer yang mewakili n...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi hari di kawasan mansion mewah nan luas ini, Cairo bangun dan bersiap untuk ke daycare seperti biasa.
Saat dia sedang menyiapkan tas ranselnya, terlihat kertas gambaran sosok Azlyn di sana. Dibeberapa titik bagian kertas itu terkena cat air, untungnya tidak banyak mengenai mamanya.
Cairo tersenyum lembut melihat gambarannya, dia mencium dan memeluk kertas itu erat-erat lalu memasukkannya ke dalam laci nakas, menyimpannya dengan baik.
Akan cukup lama mereka tidak bertemu. Awalnya Cairo merengek ingin ikut, namun tentu saja Azlyn dan Hengky melarang dan membujuknya dengan berbagai alasan hingga akhirnya dia pun mengalah.
"Baru saja sehari, aku sudah kangen mama." Monolognya lesu. Namun dia tidak boleh cengeng, karena mamanya sudah berjanji akan kembali secepat mungkin dan akan menghabiskan waktu dengannya selama yang dia mau, tentu juga dengan sogokan buah tangan yang beragam.
"Tuan muda, anda sudah siap?" Anna datang menengoknya karena belum juga turun untuk sarapan.
"Sudah, sus." Cairo menggendong ranselnya dan beranjak dari sana menuju lantai satu.
Sebelumnya, hari-harinya sangat seru karena sepulang dari daycare dia akan bertemu dengan Azlyn. Namun hari ini, dia kembali ke setelan awal, acuh tak acuh dan terlihat dingin tak tersentuh. Wajah datarnya dengan setia memancarkan tanda 'jangan mendekat', walaupun tidak terlihat seperti itu karena pipi cubby nya, namun tetap saja tatapan itu sangat lurus menghunus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan seperti biasanya, dia duduk berhadapan dengan sang ayah di meja makan sepanjang 8 meter itu, hanya mengisi dua ujungnya. Dan seperti biasanya pula, tidak ada obrolan antara mereka, bahkan untuk membahas persoalan kemarin, Theo tetap bungkam.
Yah~ apa yang dia harapkan, kan?
Setelah selesai, Theo lebih dulu meninggalkan meja makan selagi Cairo menghabiskan jus jeruknya. Setelahnya, dia langsung berjalan menuju teras untuk berangkat ke daycare di mana Hengky sudah menunggunya.
Cairo dibukakan pintu oleh Hengky setelahnya pria itu langsung menuju pintu kemudi.
Di perjalanan, Cairo tengah sibuk dengan balok rubik nya. Memutar dan mengotak atiknya untuk mengumpulkan warna yang sama.