Bulan sudah bergerak sesuai waktunya, berawal terlihat sangat besar di seberang sana, kini mulai terlihat kecil dari jarak pandang mata. Tanda bahwa waktu sudah terlewat cukup lama karena satu moment yang membuat mereka lupa akan apa tujuan mereka masing-masing, hanya fokus pada satu sama lain. Menikmati setiap sensasi yang membuat tubuh mereka bergerak mengikuti irama cinta. Melepas setiap asa yang penuh dengan suka dan duka, menggantikannya dengan nuansa yang beraroma asmara. Malam ini adalah saksi kembali bersatunya mereka setelah sekian lama.
Tentu kejadian beberapa waktu lalu itu menjadi moment yang membuat keduanya merasa canggung saat ini. Mencuri pandang satu sama lain di dalam lift. Sesekali tersenyum malu mengingat kejadian tadi, kejadian yang tak akan pernah mereka lupakan, kejadian yang menjadi moment kembalinya warna dalam hidup mereka berdua.
Theo menarik telapak tangan wanita itu dan mengecupnya lama, sangat lama hingga rasa geli pada kulitnya yang terkena kumis tipis milik Theo mulai menggelitik hingga jantungnya.
"Kira-kira adik Cairo perempuan atau laki-laki ya?"
Plak!
Awshh!
Theo mengaduh jujur, pukulan Azlyn tidak pernah main-main.
Sedangkan Azlyn, ia terkejut sekaligus malu dengan pertanyaan Theo. Tidakkah pria ini sadar bahwa mereka baru saja.. Ah! Sudahlah. Azlyn tidak ingin membahasnya. Ia malu, tidak hanya karena pertanyaan Theo, tetapi juga pada ucapan dan sikapnya yang dulu-dulu tentang sosok Theodore. Pria yang sangat ia benci kini menjadi orang yang ia cintai.
"Kenapa? Cepat atau lambat akan berbuah." Lanjutnya membuat Azlyn semakin terasa seperti di sauna.
"Tidak akan! Ini bukan waktu suburku." Theo mengangkat bahu sekilas.
"Tidak masalah, akanku ulang terus sampai jadi."
"Coba sekali lagi kamu bersuara!" Ancamnya.
"Aku ingin sekali perempuan. Aku ingin ada dirimu versi kecil. I want a cute little you. Our little princess." Lanjutnya tidak mengindahkan ancaman Azlyn. Menatap Azlyn dengan pandangan tersejuk yang pernah ada, kembali memuja dan bersyukur atas bersatunya mereka. Kini, hanya tersisa beberapa langkah untuk menyempurnakan segalanya. Semua harus berjalan dengan penuh kehati-hatian, tidak perlu terburu-buru karena saat ini yang menjadi poros kehidupannya sedang rapuh dan akan ia jaga agar tetap utuh. Sebentar lagi, kan?
"Kamu bawa mobil?" Azlyn mengangguk pasti.
"Kemarikan kuncinya." Menurut, Azlyn langsung merogoh pouch-nya untuk memberikan kuncinya pada Theo.
"I'll drive." Ucapnya ketika denting lift berbunyi tanda mereka sudah sampai pada lantai basement, ia mengedipkan satu matanya dan mengecup singkat bibir ranum milik wanita itu.
Hilang sudah rasa kesal Azlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
RomanceLily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langganan para kalangan atas. Dia juga pernah menerima tawaran menjadi salah satu designer yang mewakili n...