Pukul 6 pagi Feby keluar dari kamar dengan penampilan yang tidak biasa. Jika biasanya dia masih memakai piama dan menuju ke dapur untuk membuatkan Januar bekal atau sarapan untuk dirinya sendiri, tapi kali ini tidak. Dia sudah siap dengan setelan jogging-nya, tanktop ketat yang dilapisi jaket parasut dan sport pants pendek.
Sesampainya di ruang tengah, Feby mendapati Maysha masih bermalas-malasan di depan TV.
Kakaknya itu kini sedang rebahan sambil menonton kartun. Tubuhnya juga masih dilapisi piama. Bahkan rambutnya seperti belum tersentuh sisir.
“Aku mau jogging di taman. Kakak nggak mau ikut?” tanya Feby menawari kakaknya.
“Nggak. Lo jogging sendiri aja. Gue pengin malas-malasan seharian,” jawab Maysha dengan menatap Feby sekilas. Tatapannya tampak sayu. Feby menduga kalau kakaknya itu baru bangun tidur.
Feby maklum kalau Maysha bersikap seperti itu karena saat weekdays kakaknya itu seperti tidak ada waktu untuk bersantai.
Pagi hingga sore kuliah, lalu malamnya mengerjakan tugas. Jadi, saat weekend seperti ini dia akan lebih memilih rebahan daripada hangout seperti yang sering Feby lakukan. Itu pun jika tidak ada tugas yang harus dia kerjakan.
“Ya udah.”
Feby mengambil sepatu sport dari rak sepatu lalu memakainya sambil duduk di sofa. Selesai mengikat tali sepatu, dia beralih mempererat ikatan rambutnya lalu keluar dari unit setelah berpamitan sekali lagi pada kakaknya.
Sejak tinggal di apartemen kakaknya, Feby jadi sering melakukan apa-apa sendiri. Seperti saat ini, dia harus jogging sendiri karena kakaknya tidak mau ikut jogging.
Andai Feby sedang ada di rumah orang tuanya, dia pasti akan mengajak Aprilio. Tetangganya yang satu itu kemungkinan besar tidak akan menolak. Malah dia meminta Feby selalu mengajaknya setiap Feby keluar rumah karena Aprilio tahu Feby sering digoda cowok-cowok jika jogging sendirian.
Sayangnya, Feby tidak bisa mengajak cowok itu sekarang. Dia juga tidak tahu apakah Aprilio sudah bangun atau belum jam segini karena biasanya dia yang membangunkan Aprilio saat ingin mengajaknya jogging.
Feby jadi ingat dengan respons Aprilio saat Feby mengatakan akan pindah ke apartemen Maysha. Aprilio tampak tidak rela. Namun, dia tidak melarang atau mengungkapkan ketidaksetujuannya.
Aprilio hanya mengatakan jika dia pasti merasa kehilangan Feby meskipun dia masih bisa bertemu Feby di sekolah dan bisa kapan saja mengunjungi Feby di apartemen Maysha.
Hubungan Feby dan Aprilio memang sangat erat layaknya saudara. Mereka sering melakukan apa pun dan ke mana pun bersama.
Seperti saat Aprilio lapar malam-malam, orang yang dia ajak mencari makan pasti Feby. Jika Feby ingin membeli sesuatu atau ke suatu tempat, yang dia cari agar mengantarnya, ya, Aprilio. Wajar jika kini mereka sama-sama kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shilly-Shally
Teen FictionPDKT sama Maretta, jadiannya sama Feby Meski tahu Januar menyukai cewek lain, tapi Feby tidak menyerah untuk membuat lelaki itu menyukainya. Dia melakukan segala cara untuk menarik perhatian Januar. Namun, sekeras apapun Feby berusaha, dia akan sela...