PDKT sama Maretta, jadiannya sama Feby.
Meski tahu Januar menyukai cewek lain, tapi Feby tidak menyerah untuk membuat lelaki itu menyukainya. Dia melakukan segala cara untuk menarik perhatian Januar. Namun, sekeras apapun Feby berusaha, dia akan sel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi-pagi sekali Feby sudah sibuk di dapur. Dia membuat nasi goreng dengan bumbu instan yang tersedia di rak bumbu apartemen kakaknya.
Nasi goreng itu nantinya akan dia jadikan bekal untuk Januar. Dia masih terlalu takut bereksperimen dengan bumbu-bumbu jadi dia memilih memakai bumbu instan agar rasanya lebih meyakinkan.
Mencoba positive thinking, Feby menganggap Januar tidak memakan bekal sandwich yang dia berikan minggu lalu karena sandwich itu kurang mengenyangkan, jadi hari ini dia akan memberikan bekal nasi. Siapa tahu Januar mau memakannya.
Setelah nasi yang berada di wajan panas dan sayur sawi yang tadi dia tumis layu, Feby menaburkan bumbu nasi goreng instan di atasnya sembari tangan satunya tetap mengaduk nasi dengan menggunakan spatula agar bumbunya merata.
Tidak ada kepastian waktu. Yang pasti Feby langsung mematikan kompornya setelah dia merasa nasi gorengnya sudah matang.
Selesai dengan urusan nasi, Feby beralih menggoreng nugget sebagai lauknya.
Bibirnya menyunggingkan senyum miring saat melihat nugget yang berada di kulkas kakaknya ternyata nugget berbentuk abjad. Sekarang dia tahu apa yang harus dia lakukan.
Feby mengambil nugget dengan huruf I,L,O,V,E, dan U lalu menggorengnya. Diam-diam dia terkikik geli membayangkan ekspresi Januar saat membuka kotak bekalnya nanti.
Sudah bisa dipastikan kalau cowok itu tidak akan baper atau tersipu. Yang ada mungkin dia akan bergidik dan mengernyitkan dahi seolah nasi goreng itu adalah cham bucket.
Aroma nasi goreng buatan Feby berhasil mengusik indra penciuman Maysha, membuat kakaknya itu melangkahkan kaki keluar kamar dengan banyak pertanyaan di kepalanya. Dia mengira yang sedang memasak adalah tetangganya, tapi tumben sekali baunya tercium sampai unitnya.
Memang siapa lagi kalau bukan tetangganya karena Maysha bahkan lupa jika sekarang dia tidak tinggal sendiri di unit ini.
Mulut Maysha terbuka lebar. Dia tercengang dengan apa yang dia lihat setibanya dia di dapur. Ada seseorang yang sudah mengacak-acak dapurnya sepagi ini. Dan, pelakunya adalah orang yang sama yang membuatnya memutuskan tinggal di apartemen.
Sepertinya mengizinkannya numpang di apartemennya bukanlah keputusan yang benar. Lihat saja sekarang, kondisi dapurnya jauh dari kata rapi padahal kemarin malam masih aman-aman saja.
“Siapa yang ngizinin lo acak-acak dapur gue?!” Maysha berbicara cukup keras hingga membuat Feby terlonjak kaget.
Feby sontak menoleh. Raut terkejutnya berangsur hilang saat menyadari kalau yang berbicara barusan adalah kakaknya.
Kini dia menatap kakaknya datar. Tidak merasa takut atau bersalah sama sekali karena telah membuat kekacauan sepagi ini.
“Nggak aku acak-acak, kok. Aku cuma pinjam buat masak. Tenang aja, nanti aku beresin lagi,” balas Feby santai.