PDKT sama Maretta, jadiannya sama Feby.
Meski tahu Januar menyukai cewek lain, tapi Feby tidak menyerah untuk membuat lelaki itu menyukainya. Dia melakukan segala cara untuk menarik perhatian Januar. Namun, sekeras apapun Feby berusaha, dia akan sel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Januar dan Maretta sampai di sekolah lebih dulu, sedangkan Feby dan Elgar masih berada di perjalanan. Mereka belum sampai karena harus mampir ke rumah kakek Elgar terlebih dahulu untuk memberikan titipan mama Elgar.
“Sori, ya, lo jadi harus ikut ke rumah kakek gue dulu,” ucap Elgar merasa tidak enak setelah kembali memasuki mobil.
Tadi dia memasuki rumah kakeknya seorang diri. Sementara Feby menunggunya di dalam mobil.
Dia tidak mengajak Feby ikut masuk karena takut membuat kakeknya salah paham. Bisa-bisa kakeknya menganggap Feby pacarnya kalau dia menghampiri kakeknya dengan membawa Feby.
“Nggak apa-apa lagian belum siang juga.”
Feby tersenyum, menunjukkan jika dirinya tidak masalah. Dia tidak khawatir terlambat karena masih ada waktu 11 menit sebelum jam masuk sekolah.
Sekarang Feby tahu kenapa Elgar yang biasanya berangkat siang tiba-tiba berangkat lumayan pagi. Ternyata cowok itu ada tujuan lain selain ke sekolah.
Setelah memakai seatbelt, Elgar kembali melajukan mobilnya, kali ini dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dia tidak ingin membuat Feby terlambat.
Sejujurnya rasa bersalah kini menggerogoti hati nuraninya. Dia menyesal telah memberikan dare memacari Feby untuk Januar karena hal itu malah semakin membuat Januar lebih parah dalam menyakiti Feby.
Elgar merasa bersalah pada Feby. Harusnya dia tidak mencoba mendekatkan Januar dengan Feby dengan cara seperti itu.
Awalnya Elgar memberikan dare seperti itu pada Januar untuk memberikan kesempatan agar mereka bisa dekat.
Selama ini Januar selalu menolak Feby karena mereka belum pernah dekat. Mungkin dengan memacari Feby, Januar bisa lebih mengenal Feby dan mempertimbangkan Feby untuk menjadi pacarnya yang sebenarnya, bukan karena dare saja.
Elgar melakukan itu karena dia melihat ada ketulusan dalam setiap apa yang Feby lakukan untuk Januar. Cewek itu juga sudah lama memperjuangkan Januar tanpa mengenal kapok. Alasan itulah yang membuat Elgar merasa iba dan berusaha membantu Feby.
Hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk mobil Elgar sampai di SMA Pertiwi karena rumah kakek Elgar cukup dekat dengan sekolah dan masih searah juga. Itulah kenapa mama Elgar menitipkannya saat Elgar berangkat sekolah.
Senyum miring Elgar mencuat saat melihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu keluar area parkir mobil. Orang itu terlihat seperti sedang menunggu seseorang.
“Cowok lo, tuh,” ucap Elgar memberitahu Feby dengan mengedikkan dagu pada posisi Januar sedang berdiri.
Feby yang awalnya tidak tahu sontak mengikuti arah pandang Elgar. Hanya sebentar dia menatap Januar sebelum mengalihkan pandangan lurus ke depan. Wajahnya terlihat dingin. Kekecewaannya pada cowok itu masih teramat besar.