8. Galau Yang Sia-sia

2.1K 295 7
                                    

Tadinya Feby ingin langsung pulang setelah mengantarkan dress Maysha ke apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya Feby ingin langsung pulang setelah mengantarkan dress Maysha ke apartemennya. Namun, rencananya berubah setelah tidak sengaja bertemu Januar yang ternyata menempati unit di sebelah unit Maysha.

Kini dia malah dengan setia menunggu Maysha sampai pulang karena ada yang ingin dia katakan pada kakaknya itu.

Pembicaraan ini memang harus segera dilakukan agar dia juga bisa secepatnya pindah ke apartemen Maysha. Dan, tanpa izin sang pemilik juga orang tuanya, Feby tidak bisa melakukannya.

Beberapa saat lalu Maysha sudah pulang dari kampus. Kakaknya itu langsung makan lalu mandi.

Selama itu Feby harus menahan mulutnya agar tidak mengeluarkan pertanyaan yang sejak tadi ingin dia tanyakan.

Sebentar lagi. Tunggu Maysha selesai mandi agar pembicaraan tidak terpotong. Karena Feby yakin, setelah Maysha mandi pasti kakaknya itu langsung siap-siap untuk ke pesta temannya. Feby akan memanfaatkan waktu itu untuk berbicara dengan Maysha.

Suara pintu kamar mandi terbuka membuat Feby yang sedang duduk dengan bosan di ranjang Maysha sontak menoleh. Tampak Maysha keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe. Sebuah handuk melingkar dengan erat di kepalanya, membungkus rambutnya yang sedang basah.

Sejujurnya Maysha heran melihat Feby yang dari tadi mengintilinya ke mana pun, termasuk saat dia ke kamar. Dia yakin, pasti ada maksud terselubung dari tindakan adiknya itu. Sayangnya, Maysha terlalu sibuk untuk menanyakannya. Pasti nanti Feby juga akan mengatakannya sendiri.

“Tetangga kakak yang di unit 127 itu penghuni baru, ya?” tanya Feby pada Maysha yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.

“Nggak. Malah lebih dulu dia yang tinggal di sini daripada gue.”

Kerutan di dahi Feby muncul. Kok dia tidak yakin dengan jawaban kakaknya, ya, meskipun selama ini dia juga tidak tahu Januar tinggal di mana.

Dia pikir cowok itu masih tinggal di rumahnya yang dulu, yang berhadapan dengan rumah kakek dan nenek Feby.

“Kok aku nggak pernah lihat dia setiap aku ke sini?”

“Jangankan lo, gue yang tinggal di sini aja cuma beberapa kali dalam setahun ketemu dia. Dia itu orangnya sibuk. Keluar apartemen pagi, baliknya malam,” jawab Maysha sambil melirik Feby dari pantulan cermin di depannya.

Feby tidak menyangka Januar sesibuk itu. Pasti sibuk yang dimaksud kakaknya adalah sibuk nongkrong karena yang Feby tahu Januar tidak punya kegiatan lain di luar jam sekolah.

Yang dia lakukan sepulang sekolah hanya nongkrong saja sampai malam. Feby mengetahuinya dari instastory teman-teman Januar.

“Menurut Kakak, dia orangnya gimana?”

Feby ingin tahu sisi seperti apa yang Januar tunjukkan pada orang lain selain Feby.

“Lumayan ramah, tapi agak tertutup. Kenapa, sih, lo tanya-tanya soal dia terus dari tadi?” Maysha menoleh, menatap adiknya ingin tahu.

Shilly-ShallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang