Feby melongokkan kepala di pintu kelas 11 IPS 2. Pandangannya mengedar, mencari sosok Januar ke seluruh penjuru ruangan. Sayangnya, dia tidak berhasil menemukannya.
Januar tidak terlihat di mana pun. Ketiga temannya pun tidak ada di dalam kelas.
Sepertinya cowok itu sudah ke kantin lebih dulu padahal bel istirahat saja baru berbunyi sekitar 3 menit yang lalu.
Feby sengaja cepat-cepat ke kelas Januar begitu bel istirahat berbunyi agar dia bisa bertemu Januar dan mengajak cowok itu ke kantin bareng. Namun, sepertinya Feby terlambat. Kemungkinan sekarang Januar sudah berada di kantin.
“Januar-nya nggak ada?” tanya seseorang dari balik tubuh Feby, membuat Feby terlonjak kaget.
Feby refleks menoleh ke belakang. Matanya melotot kesal saat mengetahui yang mengagetkannya barusan adalah Era. Temannya itu sekarang sedang cengengesan tanpa merasa bersalah.
Wajar saja Feby terkejut dengan kemunculan Era yang tiba-tiba karena dia tadi menghampiri kelas Januar seorang diri, sedangkan Era masih di kamar mandi saat dia keluar kelas tadi. Mana dia tahu kalau Era akhirnya menyusulnya.
“Ngagetin aja lo,” dumel Feby dengan bibir cemberut.
Era malah tertawa. “Gimana? Pacar lo udah ketemu?” tanyanya setelah tawanya berhenti.
Kepala Feby menggeleng. “Nggak ada di kelasnya. Kayaknya dia udah ke kantin duluan.”
“Makanya, chat dulu sebelum ngajak ke kantin bareng biar dia nungguin lo,” saran Era.
Tidak ada balasan yang diberikan Feby karena nyatanya Feby hanya bisa terdiam merenung.
Andai bisa seperti yang Era katakan pasti yang terjadi tidak akan seperti ini. Feby tidak akan kesulitan menghubungi Januar. Karena sebenarnya sampai detik ini, belum ada satu pun pesan Feby yang Januar balas. Begitu pun teleponnya.
Januar seolah menutup cela untuk mereka bisa berinteraksi lebih sering dari sebelumnya. Jadi, yang bisa Feby lakukan hanyalah berkomunikasi dengannya secara langsung.
Kalau pun dia nekat mengirimi cowok itu pesan, Januar juga tidak akan membukanya, jadi percuma saja.
Akhirnya Feby ke kantin bersama Era. Kotak bekal yang berisi makan siang untuk Januar juga dia bawa. Dia akan memberikannya nanti saat bertemu Januar di kantin.
Kali ini Feby cukup yakin Januar akan menerima bekal yang dia berikan karena mereka sekarang sudah berpacaran.
Kalau Januar masih menolak, Feby akan memaksanya. Enak saja dia menyia-nyiakan makanan yang sudah Feby masak dari subuh.
Feby mengedarkan pandangan begitu sampai di pintu masuk kantin, sayangnya banyaknya orang yang berseliweran ke sana ke mari membuatnya tidak berhasil menemukan Januar di antara keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shilly-Shally
Fiksi RemajaPDKT sama Maretta, jadiannya sama Feby Meski tahu Januar menyukai cewek lain, tapi Feby tidak menyerah untuk membuat lelaki itu menyukainya. Dia melakukan segala cara untuk menarik perhatian Januar. Namun, sekeras apapun Feby berusaha, dia akan sela...