15. Whiskas

1.8K 230 35
                                    

“Please, deh, malas banget Sabtu-Sabtu sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Please, deh, malas banget Sabtu-Sabtu sekolah. Orang-orang pada santai di rumah, kita malah ekskul. Kalau gini mana kerasa liburnya,” gerutu Era mengeluh.

Wajahnya tampak lesu. Bukan karena kelelahan, tapi karena masih mengantuk. Dia terpaksa bangun pagi saat weekend hanya demi ikut kelas Modeling yang diadakan setiap hari Sabtu.

Sangat berbeda jauh dengan Era yang tampak ogah-ogahan mengikuti kelas Modeling hari ini, Feby malah sangat bersemangat. Wajahnya semringah, menampilkan senyum manis yang membuatnya terlihat semakin cantik.

Tidak ada alasan untuknya malas mengikuti kelas Modeling karena hanya saat kelas Modeling saja dia bisa sekelas dengan Januar.

Meskipun mereka tidak pernah duduk berdekatan, tapi Feby memiliki banyak kesempatan untuk menatap Januar dalam waktu yang lama selama kelas berlangsung.

Entah Januar menyadarinya atau tidak, yang pasti cowok itu selalu menghindari Feby. Dia memilih bangku yang sangat jauh dari bangku Feby.

Jika bangku Feby berada di baris utara, Januar akan menempati bangku yang berada di baris paling selatan.

Mungkin dia sudah punya firasat kalau Feby akan mengganggunya jika bangku mereka berdekatan. Padahal kan tidak seperti itu. Paling Feby hanya menyapanya, mengajaknya bicara, atau menoelnya.

Jujur saja, hari Sabtu dan kelas Modeling adalah dua hal yang Feby tunggu-tunggu tiap minggunya. Dia hampir tidak pernah absen semester ini.

Kalaupun harus absen, itu karena dia sedang sakit. Tidak seperti Januar dan teman-temannya yang sering sekali absen dengan berbagai alasan hingga Miss Naya sampai menyindir mereka dengan mengatakan kalau dia curiga Januar dan teman-temannya tidak ikut kelas Modeling minggu itu karena lebih memilih kencan dengan ceweknya.

“Ya lo ngapain ikut ekskul Modeling.” Feby melirik Era yang sedang berjalan di sebelahnya dengan jengah.

“Gue kan ngikutin lo. Gue juga nggak tahu harus ikut ekskul apa selain Modeling. Setahu gue kan Modeling paling gampang.”

Pemikiran Era memang seperti itu sebelum dia benar-benar ikut mencemplung ke kelas Modeling.

Setelah masuk dalam ekstra kurikuler Modeling, pemikiran itu langsung berubah. Ternyata ekstra kurikuler Modeling tidak semudah yang dia bayangkan.

Dia kira dirinya hanya harus tinggi dan bisa berjalan lenggok-lenggok saja, tapi ternyata dia juga harus belajar berjalan dengan memakai high heels yang baginya sangat tinggi dengan membawa tumpukan buku di atas kepala, menjaga bentuk tubuh, berpose di tempat dan binatang yang tidak biasa, dan lain-lainnya.

Era masih ingat dengan jelas dua bulan yang lalu dia diharuskan memanjat pohon—kegiatan yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya—dan berpijak di batang pohon dengan memakai wedges.

Tubuhnya dibalut dress dengan corak macan tutul dengan seekor monyet nangkring di bahunya. Dia seperti cosplay jadi Tarzan Wati dengan mode yang lebih anggunly.

Shilly-ShallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang