19. Pertunjukan Damar

1.5K 225 34
                                    

“Perhatian-perhatian! Ada pertunjukan gratis buat kalian, persembahan dari Damar!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Perhatian-perhatian! Ada pertunjukan gratis buat kalian, persembahan dari Damar!”

Elgar berbicara menggunakan toa yang dia pinjam dari anak OSIS tepat di tengah lapangan beberapa menit setelah bel istirahat berbunyi.

Hari ini Damar akan menjalankan tantangannya setelah seharian penuh mengumpulkan mental. Setelah bel istirahat berbunyi tadi dia melangkah dengan berat ke lapangan ditemani ketiga temannya.

Meskipun sudah bersama ketiga temannya, tapi nyatanya teman-temannya itu sama sekali tidak membantu. Sejak tadi mereka malah menertawakannya yang tengah gugup setengah mati.

Jantung Damar berdebar kencang karena kini hampir semua warga sekolah mengerubungi lapangan untuk menontonnya. Ini lebih memacu adrenalin daripada presentasi seorang diri di depan guru killer.

Untung saja dia sedang tidak punya gebetan. Mau ditaruh di mana mukanya seandainya dia punya gebetan dan gebetannya melihatnya seperti ini?

Namun, jika dipikir-pikir lagi, meskipun Damar sedang tidak punya gebetan, tapi bisa saja setelah ini semua cewek yang berada di sekolah ini ilfeel padanya. Mereka mem-blacklist Damar dari list cowok yang bisa dipertimbangkan untuk menjadi pacar mereka.

Kalau begitu, sih, sama saja. Ujung-ujungnya Damar akan menjomblo selama SMA.

Sepertinya Damar harus mencari cewek dari sekolah lain jika tidak ingin jomblo selama bersekolah di sekolah ini. Yang penting dia harus menjalankan tantangannya dulu sekarang agar sikap gentle-nya tidak dipertanyakan.

“Damar akan nari jaipong setelah ini! Mohon diperhatikan! Boleh merekam, tapi jangan ngelempari dia pakai batu, botol, dan sejenisnya meskipun penampilannya nanti jelek!” Elgar pura-pura memperingatkan.

Mata Damar melotot kesal. Ucapan Elgar malah seolah mengingatkan mereka yang sebelumnya lupa kalau kejadian seperti ini harus diabadikan.

Sontak saja banyak yang langsung mengambil ponselnya dari dalam saku dan mengarahkan kameranya pada Damar.

Di tengah lapangan, Damar mengambil nafas dalam-dalam. Mentalnya tiba-tiba ambyar berceceran setelah dirinya menjadi pusat perhatian seperti ini.

Padahal sebelumnya dia cukup percaya diri jika dirinya mampu menjalankan tantangan ini mengingat selama ini dirinya terbilang tidak punya malu. Pasti tidak akan sulit melakukannya, pikir Damar setengah jam yang lalu.

Jika tidak memikirkan ego dan image-nya, ingin sekali Damar berlari meninggalkan lapangan dan bersembunyi di belakang gerobak bakso Pak Anjar, penjual bakso di kantin.

Masalahnya, belum apa-apa dirinya sudah berkeringat dingin. Ditambah perutnya yang tiba-tiba merasa mulas. Damar ragu dirinya masih bisa berdiri tegak jika mentalnya diuji terus-terusan seperti ini.

Guru-guru juga ke mana, sih, kok tidak ada yang menegur Elgar padahal biasanya ada keributan sedikit saja pasti guru tata tertib langsung beroperasi? Apa karena sedang istirahat, ya, jadi mereka tidak begitu peduli? Padahal Damar sedang sangat merindukan mereka.

Shilly-ShallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang