1. Flashback

3.6K 374 5
                                    

Seorang gadis berusia 12 tahun tengah memandangi kaca mobil dengan wajah murung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis berusia 12 tahun tengah memandangi kaca mobil dengan wajah murung. Tatapannya terlihat sendu. Tidak ada semangat yang terpancar di sana. Padahal dia sedang perjalanan untuk liburan.

Dia bersikap seperti ini setelah tahu kalau untuk beberapa hari ke depan dia harus menghabiskan waktu liburannya di rumah kakek dan neneknya.

Bukannya dia tidak suka mengunjungi mereka, tapi dia yakin dia akan merasa kesepian saat di sana. Sedangkan, tujuan liburan itu sendiri kan sebenarnya untuk bersenang-senang.

Di sana dia tidak punya teman. Dia begitu yakin karena liburan tahun lalu dia juga ke sana, tapi berakhir hanya menonton TV saja di dalam rumah sampai orang tuanya mengajaknya pulang.

Kakaknya juga selalu tidak bisa ikut karena sebagai anggota OSIS di SMP-nya, dia harus tetap masuk untuk mempersiapkan MOS.

Mama dan Papa sampai mengeluhkan kesibukan Maysha yang membuatnya jarang bisa ikut acara keluarga.

Tahun lalu anak tetangga kakek dan nenek tidak ada yang mau bermain dengan Feby. Padahal Feby sudah mencoba berbaur dan mengajak mereka bermain. Namun, entah alasannya apa mereka mengabaikannya.

Bahkan ada yang terang-terangan menghindarinya dan meminta teman-temannya yang lain untuk tidak bermain dengan Feby.

“Kenapa kita harus liburan di rumah kakek dan nenek, sih, Ma?” tanya Feby, si gadis yang tengah beranjak remaja itu. Dari suaranya terdengar jika dia tidak menyukai destinasi liburan pilihan orang tuanya.

“Kakek dan nenek kangen sama kamu. Mumpung kamu lagi libur sekolah jadi kita ke sana aja untuk tiga hari ke depan,” jawab Mama yang duduk di kursi penumpang bagian depan, di sebelah Papa yang tengah menyetir.

“Kalau kakek sama nenek kangen sama aku, kenapa nggak mereka aja yang ke rumah kita?”

“Kakek dan nenek kan sudah tua, By. Mereka nggak kuat perjalanan jauh,” sahut Papa sambil melirik Feby dari rear view mirror.

Bibir Feby cemberut. Sejujurnya dia juga senang bertemu kakek dan neneknya, tapi mengingat di sana nanti dia tidak ada temannya membuatnya merasa sedih juga.

Apalagi tatapan sinis yang anak-anak tetangga kakek dan neneknya berikan setiap melihatnya memunculkan rasa enggan dalam diri Feby untuk ke sana lagi.

Sampai saat ini Feby masih tidak mengerti apa yang membuat mereka bersikap seperti itu padanya. Padahal dia tidak pernah membuat masalah dengan mereka.

Layaknya anak kecil pada umumnya, Feby memang sangat suka bermain. Dia lebih suka bermain di outdoor bersama teman-temannya daripada hanya bermain gadget di dalam rumah karena orang tuanya juga membatasinya. Dia hanya boleh memainkan Ipad-nya untuk belajar saja.

Saat di rumah, biasanya Feby bermain masak-memasak, Barbie, atau sepeda bersama teman-temannya yang tinggal di sekitar rumahnya. Jadi, beberapa hari hanya di dalam rumah saja pasti membuatnya tidak betah karena dia termasuk anak yang aktif.

Shilly-ShallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang